Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Selasa, 24 Juli 2012

PKB, Mulyadi Pilih Bungkam

Pontianak – Sudah dapat diduga, sikap politik Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kalbar yang mengusung pasangan Cornelis-Christiandy tanpa musyawarah dengan DPW memicu kemelut. Sayangnya, Ketua DPW PKB Kalbar Mulyadi Tawik SE memilih bungkam.
Mulyadi yang dikonfirmasi Rakyat Kalbar berkali-kali melalui telepon genggam miliknya, sempat diangkat. “Saya sedang rapat, nanti saya hubungi kembali,” katanya, Sabtu (21) langsung menutup panggilan.
Namun setelah ditunggu berjam-jam, Mulyadi tak kunjung balik menghubungi. Rakyat Kalbar kembali berupaya menghubungi nomor ponselnya, namun tidak diangkat. Begitu juga ketika di-SMS, tidak dibalas.
Seperti diberitakan, Wakil Ketua DPW PKB Kalbar Sumardi M Noor menuding bergabungnya PKB ke koalisi PDI Perjuangan, Partai Demokrat, Partai Perjuangan Indonesia Bersatu (PPIB), dan Partai Damai Sejahtera (PDS) adalah keputusan pribadi Ketua DPW PKB Kalbar Mulyadi Tawik SE.
“Sikap DPW PKB mengusung incumbent itu tanpa melalui mekanisme partai. Itu keputusan pribadi Pak Mulyadi, bukan keputusan partai,” tegas Sumardi M Noor kepada Rakyat Kalbar, Jumat (20/7).
Sementara itu, dari Tim Pemenangan pasangan dengan slogan Bersatu Berjuang Menang juga belum berhasil dikonfirmasi. Nomor ponsel Ketua Tim Pemenangan Cornelis-Christiandy, M Jimmy SH juga sedang tidak aktif.
Pengamat politik dari Universitas Tanjungpura Jumadi SSos MSi menilai mekanisme partai seperti dimainkan Ketua DPW PKB tidak transparan. Wajar-wajar saja muncul dinamika resistensi di elite internalnya sendiri.
“Saya melihat kemungkinan mekanisme pengambilan keputusan di tingkat daerah yang barangkali tidak transparan. Tidak melibatkan struktural partai dari provinsi sampai kabupaten/kota, dan tidak melewati ketentuan aturan organisasi,” katanya.
Meski demikian, Jumadi menilai walaupun PKB tidak solid mendukung incumbent, hal itu tidak terlalu berdampak secara signifikan terhadap kekuatan Cornelis-Christiandy.
Dampak negatif yang signifikan justru pada internal PKB sendiri, karena gejolak politik internal itu akan menjadikan partai yang baru saja berupaya me-refreshing diri itu tidak solid. Jika tidak mampu dikelola dengan baik, tidak tertutup kemungkinan akan menjadi konflik internal yang merusak citra jelang 2014.
“Ada kalangan muslim yang mendukung incumbent atas pertimbangan-pertimbangan tertentu. Massa PDIP yang muslim kan juga cukup besar, dan loyalitas massa PDI Perjuangan cukup tinggi,” jelas Jumadi.
Begitu pun dampak merapatnya Milton Crosby ke Morkes-Burhan terhadap Ketua DPD PDI Perjuangan Kalbar itu. Jumadi juga menilai, masalah PKR itu tidak terlalu signifikan karena secara sosiologis dukungan masyarakat Dayak masih cukup kuat buat Cornelis.
Jadi buat Milton untuk memobilisasi massa Dayak mendukung Morkes-Burhan tidak terlalu besar dampaknya bagi perolehan suara Cornelis. Lain halnya kalau Milton sendiri yang maju, ini akan berdampak besar terhadap kekuatan Cornelis. Begitu juga isu PKR yang sudah keluar dari konteks. Banyak pihak yang selama ini tidak terlalu peduli dengan pembentukan PKR seakan ambil momentum politik.
“Masyarakat di wilayah timur tidak buta, dan sudah tahu siapa yang selama ini betul-betul berjuang, siapa yang tidak serius memberikan dukungan dan siapa yang memanfaatkannya hanya untuk kepentingan politik,” tambahnya. (jul)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar