Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Selasa, 31 Januari 2012

Kota Pontianak, Pertama Cantumkan Agama Konghucu Pada KTP

Sutarmidji: Jangan Cerita Diskriminasi Lagi

Perayaan Imlek Bersama 2563 yang diselenggarakan Yayasan Bhakti Suci
Djunaini KS
Perayaan Imlek Bersama 2563 yang diselenggarakan Yayasan Bhakti Suci
 
Pontianak – Tanggal 23 Januari 2012 di kalender, artinya Tahun Baru Imlek diakui pemerintah sebagai hari libur nasional. Bahkan, ibu kota Provinsi Kalbar menjadi kota pertama di Indonesia yang mencantumkan agama Konghucu dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP) bagi warga Tionghoa.
“Ada enam agama di Indonesia yang diakui pemerintah, termasuk agama Konghucu. Kota Pontianak kota pertama di Indonesia yang mencantumkan agama Konghucu di KTP,” ungkap Walikota H Sutarmidji SH MHum dalam sambutan pada Perayaan Imlek Bersama 2563 yang diselenggarakan Yayasan Bhakti Suci (YBS) di lantai 5 Hotel Aston Pontianak, Sabtu (28/1) malam.
Tepuk tangan pun bergema di ruang yang dipadati seribuan hadirin yang tampak hadir Wagub Kalbar Drs Christiandy Sanjaya SE MM, Ketua DPRD Kalbar Minsen SH, Pangdam XII Tpr Mayjen TNI Erwin Hudawi Lubis beserta pejabat Kodam XII Tpr, Kapolda Brigjen Pol Drs Unggung Cahyono dan pejabat teras Polda Kalbar, Rektor Untan Dr Thamrin Usman DEA, Danlanal Kolonel L Arsyad Abdullah, Walikota Singkawang Hasan Karman, jajaran Muspida Kota Pontianak, Sultan Pontianak H Syarif Abubakar Alkadrie, dan banyak pejabat lainnya.
Yang menarik, mantan Kapolres Pontianak Irjen Pol Hertian Junus dan mantan Kapolda Irjen Purn Erwin Tobing pun tampak berseri-seri di antara hadirin. Para tokoh lintas agama dan etnis pun tak ketinggalan. Hal itu menunjukkan rasa toleransi di Kalbar begitu kuat.
Karena itu Walikota Pontianak mengingatkan untuk tidak lagi berbicara soal diskriminasi. “Jangan cerita diskriminasi lagi. Sekarang tata kehidupan sudah tenang, sudah bagus, sudah damai. Itu harus tetap dijaga,” pesan Sutarmidji.
Pemkot Pontianak sangat mendukung acara seni dan budaya Tionghoa yang punya ciri khas beda dengan Singkawang dan saling mendukung. Atraksi tatung dipusatkan di Singkawang. “Hotel semua penuh. Kalau di Kota Pontianak di dalam ruangan seperti di Hotel Aston ini mau atraksi tatung tiga hari tiga malam, tidak apa-apa,” kata Sutarmidji disambut aplaus ratusan undangan.
Sementara itu, Wakil Gubernur Kalbar Drs Christiandy Sanjaya SE MM sangat bersyukur penanggalan Imlek tidak hanya di Indonesia, tapi di seluruh dunia. “Tapi kita patut bersyukur penanggalan Imlek itu berwarna merah yang artinya hari libur nasional. Kita patut bersyukur kepada pemerintah,” ucapnya.
Christiandy juga menekankan agar masalah diskriminasi jangan diributkan lagi. Kalau masih ribut perlu diperiksa otaknya sehat atau tidak. Karena itu, lanjutnya, YBS merupakan organisasi yang mewadahi organisasi warga Tionghoa patut mendapatkan penghargaan dari pemerintah Kota Pontianak. YBS ada 58 anggota, satu yayasan hitung saja ada 1.000 orang, artinya ada 58.000 orang yang tergabung di YBS.
“Kita sebagai pemerintah berterima kasih kepada YBS yang juga sudah banyak menggelar kegiatan sosial. Ke depan kita harapkan YBS semakin sukses, semakin bisa berbuat untuk masyarakat melalui kegiatan sosialnya seperti yang sudah dilakukan selama ini,” tandas Christiandy.
Para perayaan Imlek ini banyak event budaya dilaksanakan. Christiandy mengatakan, masyarakat Tionghoa sangat menginginkan ketertiban dan ketenangan. “Ada isu tahun lalu, Pak Walikota melarang Imlek di Kota Pontianak, ada yang menanyakan kepada saya apa saya juga melarang Imlek di Kalbar. Bahkan isu itu sampai ke Jakarta,” ungkapnya.
Christiandy sangat bersyukur ada yang menanyakan hal tersebut kepada dirinya langsung sehingga bisa dijelaskan kalau isu itu tidaklah benar. “Isu itu tidak benar. Buktinya tahun lalu ada penampilan budaya multietnis. Saya bersyukur bisa menjawab itu. Mari kita menjalankan Imlek dengan baik. Banyak hal positif yang sangat berguna seperti dalam hal seni dan budaya,” jelasnya.
Christiandy juga menjelaskan kesederhanaan Imlek. Menurutnya, ada pesan dari pedahulu di mana jangan sampai punya utang saat akan menjalankan Imlek. “Sangat bermakna pesan itu. Ada pesan kesederhanaan Imlek. Misalnya jika mampu menghabiskan Rp 200 juta untuk Imlek, penghasilan orang itu setahun berkisar Rp 1 miliar sampai Rp 2 miliar,” jelasnya.
Artinya, Christiandy melanjutkan, bagi berpenghasilan Rp 1 sampai Rp 2 miliar dalam satu tahun, menghabiskan Rp 200 juta untuk Imlek itu sudah sederhana bagi mereka. “Tapi saya berpesan bagi yang mampu menghabiskan Imlek hingga Rp 1 miliar misalnya, tetap ingat kepada orang-orang di sekeliling kita. Berikan bantuan kepada yang membutuhkan,” tuntas dia.
Acara tahun ini semakin meriah penuh persaudaraan. Begitu pun hiburan yang disuguhkan sangat kental bernuansa multietnis. Begitu pun yang hadir tidak semua warga Tionghoa tetapi semua etnis tampak menikmati acara tersebut. (jul)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar