Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Selasa, 29 Mei 2012

BBM Langka, Jalur Batubara Diblokir Warga

Jakarta – Ancaman untuk memblokade jalur perairan Sungai Barito, Kalimantan Selatan agar pengiriman ponton-ponton pengangkut batubara ke Jawa benar-benar dilakukan. Ini akibat tambahan kuota BBM bersubsidi tidak dipenuhi.
“Sabtu kemarin, seharian penuh terjadi pemblokiran Sungai Barito sehingga kapal pengangkut batubara tidak ada yang bisa lewat,” kata Addy Haeruddin, Ketua DPD Himpunan Wirausaha Pengusaha Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Kalsel, seperti dikutip detikFinance, Minggu (27/5).
Blokade jalur pengiriman itu sebagai tuntutan masyarakat Kalimantan yang diwakili para gubernur/kepala daerah se-Kalimantan untuk mendapatkan tambahan kuota. Jika tidak dipenuhi maka dalam 3 bulan ke depan BBM subsidi di Kalimantan habis.
Dijelaskan Addy, berbagai elemen masyarakat Kalimantan Selatan, terdiri dari warga, mahasiswa, LSM, dan lainnya turun ke sungai dengan ratusan perahu klotok memblokir jalur sungai. “Ratusan perahu klotok turun ke tengah sungai mengadang kapal tongkang pengangkut batubara,” ujarnya.
Akibatnya, praktis tidak satu pun kapal tongkang pengangkut batubara yang berhasil lewat. “Seharian penuh tidak ada kapal tongkang yang lewat. Kami tidak tahu apakah hari ini masyarakat juga melanjutkan aksinya. Kami harapkan peristiwa ini membuat para pejabat di pusat (Jakarta) mengerti kondisi kami di Kalimantan. Dan segera mengambil keputusan sesegera mungkin,” tandasnya kepada detikcom.
Sebelumnya, empat kepala daerah diwakili Gubernur dan Wagub Kalimantan Selatan, Wagub Kalimantan Barat dan Tengah, Wagub Kalimantan Timur, mohon kepada DPR agar mengizinkan pemerintah menambah kuota BBM bersubsidi.
Wakil Ketua Komisi VII DPR-RI Ahmad Farial beserta para anggotanya menerima kepala daerah se-Kalimantan yang tergabung dalam Forum Kerja sama Revitalisasi Percepatan Pembangunan Regional Kalimantan, dalam agenda Rapat Dengar Pendapat (RDP), Senin (21/5).
Diharapkan Komisi VII mengabulkan usulan untuk menambah Kuota BBM di wilayah Kalimantan termasuk Kalbar. “Karena sebagaimana diketahui, sering terjadi antrean panjang di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kalbar,” ujar Christiandy.

Masih normal

Sementara itu pasok BBM ke sejumlah SPBU di Kota Sintang disebut “masih” normal. Namun, antrean panjang masih terus terjadi.
“Kita masih dapat premium 16 kiloliter dan solar 16 kiloliter,” ungkap H Ghulam Murtaza, pemilik SPBU di Kawasan Tugu Bank Indonesia (BI) Sintang.
Kendati dinilai normal, antrean cukup panjang terus mewarnai SPBU di Kota Sintang setiap harinya. Akibatnya ketersediaan minyak di SPBU tak mampu bertahan lama. Dalam waktu hanya 2-3 jam sudah tutup karena kehabisan minyak.
“Kita buka mulai pukul 08.00 pagi. Saya turun langsung ke lapangan. Kita kondisikan pelayanan mampu bertahan hingga pukul 18.00-19.00 malam,” kata Ghulam Murtaza.
Pengaturan yang dilakukan Ghulam Murtaza dengan cara lebih memprioritaskan masyarakat ketimbang pengantre. “Pengantre kita kasih. Cuma dibatasi, sekali isi sehari. Tidak ada istilah dua kali, kalau kedapatan dua kali tidak akan saya kasih minyak lagi,” tegasnya.
Menurut Pak Haji ini, bila pasokan minyak benar-benar dikelola dengan baik, dirinya memastikan SPBU dapat melayani masyarakat dalam jangka waktu cukup panjang. “Saya heran kenapa SPBU yang lain cepat habis. Kadang 2-3 jam sudah habis, padahal pasokan dari Pertamina sama,” ujarnya.
Seperti hari-hari biasa, BBM eceran cukup banyak tidak jauh dari SPBU, seperti terletak di ruas jalan MT Haryono KM 2. Para pengecer berjejer di tepi jalan, termasuk kios, menjual seharga Rp 6.000/liter.
Maraknya pengecer dan kios dapat dijumpai hingga ke SPBU yang biasa disebut Abang-Adek, ruas Jalan Sintang-Pontianak Kilometer Tujuh, termasuk di kawasan SPBU Tuga Bujang Beji. (din)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar