Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Selasa, 29 Mei 2012

Solar Petani, Perlu Jatah Resmi SPBU

Ketapang – Sulitnya 53 petani pengguna hand tractor mendapatkan solar di SPBU akan diantisipasi Hiswana Migas Ketapang dengan mengumpulkan SPBU dan mengecek penyalurannya.
“Menurut saya harus diatur, karena sekarang yang kita atur minyak (solar, red) di Ketapang ke daerah hulu. Kalaupun ada keluhan gabungan kelompok tani (gapoktan), ini perlu kita bicarakan,” kata Yusman dihubungi Equator di Jakarta via hp kemarin.
Yusman berjanji sepulangnya ke Ketapang akan mengumpulkan seluruh pengelola SPBU. Karena hal itu menyangkut distribusi BBM, jenis solar yang selama ini sudah terjadwal.
Dijelaskannya, selama ini solar khusus gapoktan belum masuk dalam skedul distribusi BBM. Dia juga berencana akan mengundang ketua kelompok tani masing-masing. Hal itu untuk menghindari oknum yang bermain dengan mengatasnamakan para petani.
Yusman mengakui sebenarnya dulu distribusi BBM pernah diperuntukkan untuk para petani, tapi tidak rutin karena jumlahnya tak banyak. Selain itu juga banyak oknum yang mengatasnamakan petani.
“Makanya harus diatur. Ketua kelompoknya boleh menghubungi saya, nanti akan kita bicarakan dengan kelompok taninya. Tapi harus yang benar kelompok tani, jangan ‘tani-tanian’. Saya takut itu mengatasnamakan. Kalau benar kelompok tani saya akan bantu,” janji dia.
Ia mengatakan suplai solar di SPBU tidak seperti premium. Per harinya pihak Pertamina hanya menyuplai delapan ribu liter (satu tangki) saja. Sedangkan premium bisa mencapai dua kali lipat, 16 ribu liter per hari. Karena itu pihaknya akan mengatur kembali skedul distribusi solar. Bagaimana caranya agar para petani juga memperoleh solar.
“Saya akan tanya dulu minyak yang ada cukup atau tidak jika harus ditambah dengan kelompok tani. Karena selama ini kan hanya nelayan yang gunakan solar. Sekarang pelanggan kita yang sudah ada sudah terjadwalkan, lantas ada masuk lagi yang baru. Perlu kita rundingkan. Perlu kita hitung-hitung lagi,” tuturnya.
Soal surat-menyurat atau rekomendasi dari camat, Yusman mengatakan hal itu harus dipenuhi. Tujuannya agar distribusi tepat sasaran dan menghindari oknum yang bermain. Tanpa kelengkapan surat itu, ia memastikan pihak SPBU tak akan melayani jika membeli menggunakan jeriken.
“SPBU tidak akan melayani jika tak ada rekomendasi. Tapi kalau bisa ketua kelompok taninya ketemu saya. Nanti akan kita cari cara. Kalau untuk suplai kendaraan umum itu memang tidak bisa dikurangi. Sisanya itulah baru kita bagi-bagi, untuk daerah kecamatan petani dan kelompok tani,” ungkapnya.
Kemungkinan DPRD akan memanggil Hiswana Migas, Senin depan, dia mengaku waktunya terlalu mepet. “Saya pulang Minggu, kalau Senin rapat dengan Dewan, kapan saya mau rapat dengan SPBU. Maksud saya clear-kan dulu di SPBU dan petani, jadi ketika rapat nanti kita lebih mudah,” tuntasnya. (KiA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar