Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Selasa, 29 Mei 2012

VIDEO SYUR—Ini dia temuan analis forensik Ruby Alamsyah


PONTIANAK :
Masih ingatkah Anda pada kasus mencuatnya ‘video syur’ yang disebut-sebut mirip anggota DPR putri seorang pejabat gubernur beberapa bulan lalu? Berdasarkan penelitian digital forensik, analis Ruby Alamsyah mengatakan ada motif pelaku untuk menggiring persepsi masyarakat melalui video ini.
Menurut Ruby, video syur yang beredar dan yang diduga anggota DPR dari PDI Perjuangan berinisial KRM ternyata berdasarkan penelitian dan analisis, pelakunya bukan yang disangkakan selama ini, meskipun ada kemiripan. “Sepintas mirip, makanya untuk menggiring persepsi yang melihat video tersebut, pelaku yang mengunggah sengaja menampilkan foto KRM. “Pelaku sengaja menggiring persepsi yang melihat,” kata Ruby, kepada Bisnis, hari ini, Senin 28 Mei 2012.
Meskipun mirip, paparnya, tingkat kemiripannya dibawah 50%, khususnya dari segi fisik, tinggi badan, bentuk tubuh sampai ciri-ciri di wajah jauh berbeda dengan KRM.
Menurut analis digital forensik ini, pihaknya mencoba menganalisis dengan metode pengenalan wajah. Dari analisis menggunakan software identifikasi wajah tersebut, ternyata hasilnya tingkat kemiripan kecil.
Ruby yang diminta polisi melakukan analisis, dari foto-foto KRM yang digabungkan dengan video statis tersebut, pelaku ingin membawa persepsi orang yang melihat video statis atau video aslinya tersebut seakan-akan KRM. “Jadi persepsi orang yang melihat video statis atau video bergerak tersebut digiring dengan dihadirkan pula foto-foto asli KRM,” jelas Ruby.
Namun, tegas Ruby, bila diperhatikan penyuntingan gambar wajah perempuan yang ada dalam video tersebut terlalu kasar, dan si pria benar-benar diburamkan untuk menutupi pelaku sesungguhnya.
Dikatakan Ruby, seorang wartawan biasa saja pun bisa menilai bahwa perempuan di video tersebut adalah rekayasa alias perempuan yang diduga mirip dengan Karolin. Karena itu ketika di-upload disertai pula foto-foto asli Karolin atau KRM.
“Saya yakin 99% ini video rekayasa,” jelasnya.
Dijelaskan Ruby, pihaknya telah memberikan hasil analisisnya ke polisi terkait alamat dan di mana pertama kali pelaku meng-upload video tersebut. Menurutnya, sulit mengidentifikasi video tersebut karena resolusi dan kualitas video yang tidak baik. Tetapi dengan dua metode yang disampaikannya di Badan Kehhormatan DPR yakni teknik pengenalan wajah dan pencarian pengunggah, disimpulkan bahwa pelaku wanita yang ada di video tersebut bukanlah KRM.
Namun demikian, Ruby siap bekerja sama dengan kepolisian untuk mencari siapa yang mengunggah video tersebut.
“Sama seperti kasus Luna Maya dan Ariel, meskipun videonya jelas, tetapi kita menyelidiki sampai pada siapa yang mengunggah, namun untuk kasus ini saya serahkan ke BK mau tidak mencari pengunggahnya,” ujarnya.
Menurut Ruby, pihaknya menganalisa berdasarkan video yang beredar di masyarakat bukan yang diberikan BK DPR. “Karena yang dipersoalkan selama ini kan video yang beredar di masyarakat. Hasil penelitian saya ke BK saya sampaikan demikian,” jelasnya.
Ruby mengatakan, foto-foto dan video syur statis yang diunggah ke internet sudah diketahui siapa pemilik domain dan IP address atau alamat protokol Internet. “Pelakunya sudah diketahui, IP address website-nya yang kali pertama meng-upload sudah kami ketahui, di-upload di Jakarta,” ungkapnya. [roy]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar