Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Senin, 18 Juli 2011

Bahana: Enam Keajaiban Ekonomi RI 2010

Optimisme penguatan ekonomi telah melandasi kemeriahan di lantai bursa nasional tahun ini.

Penjualan Mobil Melonjak (Antara)

Bahana TCW Investment Management mencatat kondisi perekonomian 2010 telah memancarkan momentum sejumlah keajaiban seperti yang diproyeksikan pada akhir 2009.
"Optimisme penguatan ekonomi telah melandasi kemeriahan di lantai bursa nasional tahun ini dan kami yakin beberapa tahun di depan," ujar ekonom Bahana, Budi Hikmat dalam Laporan Catatan Akhir 2010 yang diterima VIVAnews di Jakarta.
Bahana mencatat beragam statistik menunjukkan momentum keajaiban (annus mirabilis) yang merona sepanjang 2010.
Pertama, per akhir November 2010, IHSG melonjak 39% atau 46% dalam dolar AS dibanding awal tahun. Kenaikan tertinggi sekawasan setelah Thailand. Pada periode yang sama, ABTRINDO sebagai indeks harga surat utang negara naik 21,9%.
Kedua, arus masuk modal asing meningkat tercermin dari posisi kepemilikan asing di dalam surat utang negara yang mencapai Rp 191,2 triliun per 30 November 2010. Angka ini melonjak dari Rp 108 triliun akhir Desember 2009. Lonjakan ini menurunkan yield SUN 10 tahun pada periode tersebut dari 10,9% menjadi 7,6%.
Ketiga, meski ikut terseret krisis fiskal Eropa, kurs rupiah terhadap dolar AS sepanjang tahun nampak stabil pada kisaran 9000 atau menguat 4%. Menarik dicermati bahwa penguatan rupiah tidak sebesar mata uang regional lainnya yang membuka peluang ekspor Indonesia tetap kompetitif.
Keempat, meski sempat melonjak akibat kenaikan harga pangan, laju inflasi tahunan November 2010 mencapai 6,3%. Angka ini lebih rendah ketimbang rata-rata sepuluh tahun terakhir yang berkisar 8,3%.
Kelima, terkendalinya rupiah dan kelebihan likuiditas memungkinkan Bank Indonesia mempertahankan suku bunga tetap 6,5% sejak Desember 2008.
Keenam, yang menggembirakan adalah kestabilan makroekonomi itu juga diikuti oleh pertumbuhan sejumlah indikator bisnis utama yang menegaskan percepatan pemulihan ekonomi.
Indikator tersebut jelas tercermin melalui lonjakan penjualan otomotif, barang eceran, semen, properti, barang elektronik, pemakaian listrik, akselerasi penyaluran kredit hingga impor bahan baku dan modal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar