Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Senin, 02 Juli 2012

Penerimaan Siswa Baru, Pemkot Terapkan Kuota Lima Persen

Pontianak – Tak lama lagi pendaftaran siswa baru tingkat SMP dan SMA sederajat. Pemkot Pontianak ngotot memberlakukan kuota lima persen untuk siswa luar yang akan mendaftarkan sekolah di Kota Pontianak.
“Patokan kota tetap lima persen. Hal ini kami lakukan supaya kesempatan anak-anak kita yang ada di Kota Pontianak untuk belajar di sekolah lebih banyak. Kuota ini hanya berlaku untuk sekolah negeri, sementara sekolah swasta tidak berlaku,” ungkap Drs Mulyadi, Kepala Dinas Pendidikan Kota Pontianak, Sabtu (2/5).
Dikatakan Mulyadi, kuota lima persen ditentukan melalui daya tampung di setiap sekolah. Jumlahnya dapat diketahui secara online, sehingga para pendaftar dapat melihat sesuai dengan persyaratan yang ditentukan masing-masing sekolah negeri.
“Misalnya daya tampung satu sekolah 100 anak, berarti lima persen dari 100 yaitu lima anak berasal dari daerah lain,” jelasnya. Sementara untuk daya tampung SMK dan SMA Kota Pontianak tahun 2012 mencapai 560 siswa. Jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya.
Kepala Diknas Pendidikan Kalbar Drs Alexius Akim MM mengatakan jika dilihat dari prinsip masing-masing kabupaten/kota, ketentuan kuota lima persen malah lebih baik. Selain itu, ketentuan lima persen juga tidak melanggar aturan. Karena UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang sistem pemerintah daerah tidak melarangnya. Hanya saja, Kota Pontianak merupakan ibu kota Kalbar. Sehingga anak-anak di luar Kalbar dan Kota Pontianak juga punya hak untuk mendapatkan pendidikan di Kota Pontianak.
“Nah ini yang kami harapkan, adanya pertimbangan kembali dari Walikota Pontianak terhadap ketetapan ini. Karena anak-anak juga punya hak mendapatkan pendidikan terbaik yang selama ini ada di Kota Pontianak, terutama bagi mereka yang ada di Kalbar,” tegas Akim.
Karena kewenangan merupakan keputusan dari masing-masing daerah, terutama atas kebijakan anggaran yang dikeluarkan, Akim juga tidak bisa memaksa keinginan Pemkot Pontianak tersebut. Akim hanya berharap adanya pertimbangan dari walikota untuk memberikan kesempatan kepada anak-anak di luar Kota Pontianak agar mendapatkan pendidikan yang lebih baik.
“Pertimbangan ini yang seharusnya menjadi perhatian walikota, mengingat kita harus memberikan kesempatan kepada anak-anak daerah. Jangan sampai mereka yang sebenarnya memiliki kesempatan, karena dibatasi kuota, lantas pendidikannya menjadi rata-rata daerah. Karena tidak diberikan kesempatan bersaing di Kota Pontianak,” papar Akim.
Akim berharap adanya perubahan ataupun penambahan kuota terhadap kesempatan siswa dari daerah lain yang ingin mengenyam pendidikan di Kota Pontianak. “Saya berharap kuota diberikan agak banyak, mungkin bisa 50-50,” tegas Akim.
Dinas Pendidikan Kabupaten Kubu Raya memastikan daya tampung pelajar yang bersekolah di SMP/SMA kabupaten termuda di Kalbar ini mencukupi.
“Kalau pelajar-pelajar asal Kubu Raya, saya pikir tidak ada masalah. Namun sekolah-sekolah kita terbuka, sehingga pelajar asal tetangga Kubu Raya, yaitu Kota Pontianak juga ada yang belajar ke sini. Sementara, setiap penerimaan siswa erat kaitannya dengan kuota,” ungkap Frans Randus, Kepala Dinas Pendidikan Kubu Raya.
Menurut Frans, daya tampung atau output SMP/SMA sebetulnya berimbang. Namun yang menjadi persoalan, para orang tua atau pelajar mencari sekolah negeri. Sedangkan jumlah sekolah-sekolah swasta di Kubu Raya tidaklah sedikit dan kualitasnya juga baik.
“Kalau setiap tahun disinergiskan penerimaannya, tentulah daya tampung pelajar lokal Kubu Raya mencukupi,” jelas Frans.
Disdik sendiri memastikan penerimaan pelajar SMP/SMA tahun mendatang sudah ada arahan dan konsep terpadu. Salah satunya membuat edaran ke sekolah-sekolah dengan mengutamakan pelajar asal Kubu Raya, meskipun tidak melarang pelajar luar untuk bersekolah di sini. “Utamakan dahulu pelajar lokal,” pintanya.
Pemerintah Kubu Raya memperketat penerimaan siswa baru untuk tahun ajaran 2012/2013, memprioritaskan siswa lokal. “Itu kita berlakukan untuk penerimaan tingkat SD hingga SMA. Tujuannya untuk mengantisipasi siswa yang tidak tertampung saat penerimaan nanti,” papar Frans.
Menurut Frans, sejak diberlakukannya kuota lima persen penerimaan siswa dari luar kota oleh Dinas Pendidikan Kota Pontianak, sedikit-banyak hal tersebut berpengaruh pada kuota penerimaan siswa baru di setiap jenjang pendidikan di Kubu Raya.
“Namun kita tidak ada masalah. Makanya kita tetap memprioritaskan pelajar lokal untuk sekolah di Kubu Raya,” tegasnya.
Tidak dimungkiri, beberapa kecamatan di Kubu Raya ada yang berbatasan langsung dengan Kota Pontianak. Seperti Kecamatan Sungai Raya, Sungai Ambawang, Sungai Kakap, dan Kuala Mandor B. Tidak bisa dimungkiri banyak anak Kubu Raya yang bersekolah di Kota Pontianak, begitu juga sebaliknya.
“Dengan diberlakukannya kuota tersebut, tentu memperkecil peluang anak-anak Kubu Raya untuk bersekolah di Kota Pontianak. Sehingga tidak menutup kemungkinan banyak anak Kubu Raya yang tidak bisa melanjutkan pendidikan di sekolah negeri,” tuturnya.
Namun untuk mengantisipasi hal tersebut, Dinas Pendidikan Kubu Raya sudah melakukan koordinasi dengan sekolah negeri dan swasta yang ada di Kubu Raya. “Kita akan memprioritaskan siswa asal Kubu Raya, dan jika kuota lebih, maka kita akan menerima siswa dari luar daerah. Dalam hal ini kita tegaskan, kita tidak memberlakukan kuota seperti Kota Pontianak. Karena kita menyadari bahwa hak untuk mendapatkan pendidikan diatur oleh undang-undang. Namanya negara kesatuan tidak ada istilah pembatasan,” sindir Frans.
Permasalahan penerimaan siswa baru hanya akan terjadi di daerah perbatasan dengan kota. Sementara untuk daerah lainnya dipastikan tidak ada masalah. Bahkan Frans berani memastikan kuota penerimaan siswa justru masih banyak yang kosong.
Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan terus menggalakkan pembangunan sekolah-sekolah baru di setiap daerah. Khususnya tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK di Kubu Raya. Kebijakan tersebut dilakukan guna mengantisipasi daya tampung atau membeludaknya minat pelajar lokal untuk belajar keluar.
“Kita terus berproses membangun sekolah baru setiap tahunnya. Itu tidak bisa dimulai serentak tetapi bertahap,” tegas Muda.
Menurutnya, pembangunan sekolah terus berproses. Ibaratnya tidak dapat dilakukan sekaligus. Pada tahun kemarin setidaknya ada 3 SMA dan 2 SMP yang dibangun. “Insya Allah kita akan kerja keras dan kejar proses pembangunannya,” ucapnya.
Untuk PSB tahun 2012 ini, Bupati Muda juga meminta sekolah negeri dan swasta memprioritaskan anak-anak lokal. Namun dia tidak melarang seandainya ada pelajar luar ingin bersekolah di Kubu Raya. “Silakan saja. Kita terbuka kok,” ungkap Muda. (din/oen)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar