Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Sabtu, 15 Desember 2012

Dua Kawasan Milik Dunia

Festival Danau Sentarum-Betung Kerihun

Bupati Kapuas Hulu AM Nasir
Arman Hairiadi
Bupati Kapuas Hulu AM Nasir beserta tamu VIP disambut dengan adat Melayu serta Dayak Iban dan Dayak Tamambaloh
Batang Lupar – Festival Danau Sentarum-Betung Kerihun (FDS-BK) 2012 kembali digelar untuk kedua kalinya. Dibuka oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Kalbar Ir Yusri Zainuddin MT, Rabu (12/12), di Desa Landjak, Kecamatan Batang Lupar, Kapuas Hulu.
Inilah festival untuk menggairahkan pariwisata di kawasan danau yang sebenarnya sudah menjadi “milik” dunia itu. Suasana begitu meriah, akrab, dan bernuansa ramahnya masyarakat dengan lingkungan lestari di Uncak Kapuas.
Para tamu kebanggaan warga disongsong di depan rumah jabatan Camat Batang Lupar. Tamu VIP tersebut disambut dengan adat Melayu serta Dayak Iban dan Dayak Tamambaloh. Dilanjutkan tour cruising menikmati panorama kawasan Danau Sentarum, danau paling unik di dunia baik vegetasi, flora-fauna, serta masyarakatnya.
Touring cruising dengan 20 speedboat melayari kawasan sekitar 2,5 jam, pertama kali melewati lokasi lomba sampan tradisional di daerah pasir panjang. Tur dilanjutkan melewati beberapa kampung musiman dan kampung nelayan.
Daerah ini biasanya ramai dengan masyarakat yang sedang beraktivitas menangkap ikan. Ketika musim kemarau tiba, masyarakat yang menghuni kampung ini bertambah dua kali yang berasal dari Kecamatan Selimbau dan Batang Lupar.
Tour cruising sampai ke Bukit Tekenang, sebagai pusat lapangan dari Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS). Setelah menikmati panorama Bukit Tekenang, rombongan kembali ke Desa Landjak. Rute pulang yang digunakan berbeda. Rombongan melewati kampung musiman dan kampung nelayan lainnya.
Setiba di Desa Landjak acara dilanjutkan dengan pembukaan FDS-BK II, sekitar pukul 16.00 di lapangan Kantor Camat Batang Lupar. Acara diawali dengan devile kontingen dari 23 kecamatan se-Kapuas Hulu.
Ketua Umum Panitia Pelaksana Drs Alexander Rombonang MMA mengatakan ada dua ikon penting di Kapuas Hulu, yaitu Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) dan Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK). Inilah kawasan taman nasional yang diakui dan selalu dipantau oleh masyarakat internasional.
Nama festival ini diambil dari kedua nama tersebut. Kedua nama ini diharapkan dapat mengangkat dunia pariwisata Kapuas Hulu, karena memiliki beraneka ragam kekayaan alam, panorama serta pesona budaya dari berbagai etnis yang ada. “FDS-BK 2012 ini merupakan pelaksanaan yang kedua kebangkitan dunia kepariwisataan Kapuas Hulu,” ujarnya.
Tujuan festival memperkenalkan potensi pariwisata Kapuas Hulu sebagai destinasi pariwisata dunia yang menarik, unik, langka, yang dikenal sebagai paru-paru dunia dari kabupaten konservasi itu.
Masyarakat sekitar kawasan Danau Sentarum dan Betung Kerihun, serta masyarakat Kapuas Hulu umumnya mendapat kesempatan untuk berwisata serta lebih memahami kekayaan seni, budaya, dan potensi wisata yang dimiliki. Mereka adalah masyarakat yang kaya sebagai pemilik keanekaragaman hayati yang tak ada duanya.
“Selain itu melalui festival ini diharapkan dapat memberdayakan masyarakat dalam memanfaatkan peluang ekonomi dan penyediaan lapangan kerja di sektor informal,” kata Alex.
Dipaparkan Alex, FDS-BK tahun 2012 ini pada dasarnya terdiri atas tiga rangkaian kegiatan. Pertama, pertemuan tahunan masyarakat Danau Sentarum yang pelaksanaannya telah dimulai Senin (10/12) kemarin. Kemudian malam ini (12/12) akan diakhiri dengan penyampaian hasil yang dilanjutkan dengan dialog masyarakat dengan bupati didampingi para pimpinan SKPD di lingkungan pemerintah Kapuas Hulu. Kedua, acara puncak yang dilaksanakan hari ini (Rabu, red) hingga tiga hari ke depan. Ketiga, pertemuan para pengusaha jasa pariwisata (travel mart) yang akan dilaksanakan pada 13-15 Desember 2012 di Putussibau, dilanjutkan dengan kunjungan lapangan ke kawasan Danau Sentarum.
“Adapun jenis-jenis kegiatan yang dilaksanakan pada kegiatan puncak ini adalah tour cruising di kawasan Danau Sentarum, pameran produk unggulan yang diikuti berbagai instansi baik pemerintahan maupun swasta, parade lagu Dayak dan Melayu, parade tari Dayak dan Melayu, lomba berbalas pantun, pemilihan bujang dara pariwisata Kapuas Hulu, lomba sampan tradisional, lomba pangkak gasing, dan lomba menyumpit,” terang pria yang menjabat Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kapuas Hulu ini.

Kekayaan dunia

Bupati AM Nasir SH mengungkapkan, dalam rangka RPJMD tahun 2010-2015 secara jelas telah dinyatakan bahwa ekowisata sebagai sektor utama (leading sector) pembangunan Kabupaten Kapuas Hulu.
Dilandasi oleh kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian alam dan lingkungan yang dimiliki, pemanfaatannya berkesinambungan dan secara berhati-hati untuk kelestarian lingkungan.
“Semangat pembangunan ekowisata merupakan implementasi nyata dari inisiatif kabupaten konservasi yang sudah lama kita deklarasikan. Pembangunan bidang ekowisata, mengutamakan prinsip keikutsertaan masyarakat secara luas, pengelolaan potensi alam secara bertanggung jawab, untuk mendapatkan keuntungan ekonomi yang bisa dinikmati langsung oleh masyarakat,” tutur Nasir.
Kapuas Hulu, lanjut Bupati, memiliki dua taman nasional, yaitu TNDS dan TNBK. Keduanya telah menjadi ikon besar dan terkenal, tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga mancanegara. Kedua nama ini diharapkan dapat mengangkat dunia pariwisata Kapuas Hulu karena memiliki beraneka ragam kekayaan flora dan fauna serta potensi kepariwisataan yang sungguh mengagumkan.
Terdapat beberapa tujuan penting dilaksanakannya FDS-BK ini. Pertama memperkenalkan potensi pariwisata Kapuas Hulu sebagai destinasi pariwisata yang menarik dikunjungi baik ke tingkat regional, nasional, maupun internasional.
Kedua, masyarakat mendapat kesempatan untuk berwisata sambil lebih memahami kekayaan seni, budaya, serta potensi yang dimiliki Kapuas Hulu. Ketiga, melalui festival ini diharapkan dapat memberdayakan masyarakat dalam memanfaatkan peluang ekonomi dan penyediaan lapangan kerja di sektor informal. “Saya menekankan kepada kita semua untuk menjaga dan mengawal pelaksanaan event ini dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.
Nasir pun meminta panitia pelaksana setelah berakhirnya kegiatan membuat laporan sebagai bahan evaluasi. Evaluasi ini penting sebagai bahan penyusunan rencana agar lebih baik di masa yang akan datang. Selanjutnya, programkan pembinaan untuk seluruh potensi yang dimiliki. Pembinaan tidak hanya dilakukan para pemenang lomba, tetapi bagi seluruhnya.
“Buat perencanaan yang lebih baik, agar di masa yang akan datang pelaksanaannya lebih bervariatif dan lebih berkualitas,” imbau Bupati.
Sebenarnya banyak dari pemerintah pusat ingin menghadiri kegiatan ini. Namun karena bulan Desember banyak kegiatan, sehingga mengurungi niatnya. Untuk itu ke depannya akan dievaluasi kembali jadwal pelaksanaan FDS-BK. “Apakah itu awal tahun, Januari atau Februari dan seterusnya,” tukas Nasir.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Kalbar Ir Yusri Zainuddin MT mengatakan karena sumber daya alam mulai menipis, maka pariwisata target pendapatan.
Sebagai negara kepulauan yang memiliki kekayaan flora dan fauna, sehingga berpotensi mendatangkan banyak wisatawan. “Ini dapat terwujud bila kita ada tekad dan kuat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
FDS-BK ini menurut Yusri adalah salah satu cara yang sudah dilakukan dari tahun lalu dan diharapkan menjadi calendar event nasional. “Karena Danau Sentarum dan Betung Kerihun memiliki kekayaan flora dan fauna serta lainnya,” katanya.
Kendala yang dihadapi adalah permasalahan jalan, alat transportasi, akomodasi, serta penyusunan kalender wisata dan promosi. Transportasi hanya bisa dilalui jalan darat dan air yang memerlukan waktu yang lama. Untuk mengatasinya butuh akses transportasi udara yang memadai.
“Biarkan event ini menjadi unggulan dan dilaksanakan Kabupaten Kapuas Hulu. Tapi tentu akan ada kolaborasi dari kami di provinsi maupun di pusat untuk mendukung terus kegiatan ini,” katanya.
Acara pembukaan ditandai dengan pemukulan Kangkuang (alat tradisonal musik Dayak) secara bersama-sama oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalbar dan Bupati Kapuas Hulu.
Acara yang menjadi perhatian masyarakat Kapuas Hulu, terutama Kecamatan Batang Lupar. Walaupun pembukaan berlangsung hingga sekitar 18.30, masyarakat belum beranjak hingga usai.
Festival ini lebih meriah dari tahun sebelumnya, 63 stand yang disediakan panitia terisi semua. Bahkan panitia terpaksa tidak dapat mengakomodasi banyak peserta yang ingin berpartisipasi.
Stan selain diisi kecamatan, juga diramaikan instansi pemerintahan, NGO, dan bahkan pihak swasta. Mulai dari menampilkan unggulan instansi masing-masing ada juga peserta menjual berbagai makanan, pakaian, kerajinan, dan lain sebagainya. (aRm)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar