Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Kamis, 26 Januari 2012

Kedok PRT Berpura-pura Diperkosa Terbongkar

Pontianak, Ulah pembantu rumah tangga (PRT), My, 22, asal Sungai Ambawang, yang satu ini memang aneh. Hanya karena menganggap gajinya kurang, ia malah berpura-pura diperkosa dan dibekap, Selasa (6/1) sekitar pukul 05.00.
Kontan saja sang majikan, Iwan, 34, dan istrinya, Umi, 29, warga Kompleks Purnama Agung VII panik. Cerita berawal ketika subuh hari itu, My, tiba-tiba berteriak minta tolong. My, mengaku seorang pria datang dan hendak memperkosanya. Kontan saja seisi rumah panik dan menelepon aparat Mapolsekta Pontianak Selatan.
Tak lama kemudian beberapa petugas kemudian mendatangi lokasi kejadian dan menemukan beberapa kejanggalan, di antaranya, ketika kejadian cuaca hujan sementara tak ditemukan satupun bekas telapak kaki. Selain itu tak ada satupun kunci yang rusak.
Berdasarkan kecurigaan tersebut, keesokan harinya (Rabu 7/1) dipimpin langsung Kapolsekta Pontianak Selatan AKP Bowo Gede Imantio kembali mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan reka ulang terhadap kejadian tersebut. Lagi-lagi kecurigaan polisi bertambah. Pasalnya My, memberikan keterangan yang tak masuk akal. My, mengaku sempat mendorong orang yang hendak memperkosanya hingga terbentur dinding kamar.
Sayangnya ketika polisi melakukan reka ulang, tolakan My, ternyata tak membuat petugas terbentur seperti yang dituturkan My. Terlebih lagi, My, juga mengatakan pelaku masih berada di dalam kamar ketika ia keluar minta tolong. Pernyataan PRT itu dinilai petugas sangat janggal. Pelaku tidak mungkin membiarkan korbannya keluar kamar dan berteriak.
Selain itu petugas juga menemukan celana yang menurut My, adalah celananya yang dilempar pelaku luar kamarnya. Sekali lagi petugas dibuat bingung. Jika hendak memperkosa kenapa celana harus dilempar sejauh itu. Tak cukupkah diletakkan di kamar saja. Salah seorang petugas, Brigadir Siyo, juga menemukan uang yang disimpan PRT tersebut di lipatan pinggang celana tersebut. Padahal sebelumnya, My, mengaku uang Rp 250 ribu gajiannya itu hilang. 
Meski telah diduga kuat petugas tak mau sembarangan. Penyelidikan kemudian dilanjutkan pada kunci pintu yang diduga disembunyikan My. Beberapa petugas pun tampak sibuk mencari. Tapi tak lama kemudian setelah diinterogasi Kapolsek, My, akhirnya mengaku.
Sambil menangis My, mengakui semua yang telah dikatakannya itu dusta belaka. My mengaku nekat melakukan hal tersebut karena menganggap gajinya kecil. Sementara untuk ngomong langsung kemajikan ia merasa sungkan. Pasalnya My, menilai Iwan dan istrinya sudah terlalu baik padanya.
“Uang gaji saya tidak cukup untuk mengirim ke kampung. Tapi mau minta ke bapak (Iwan, red) saya malu. Bapak dan ibu sudah terlalu baik dengan saya. Saya memang salah dan saya minta maaf,” aku My di hadapan majikannya.
Selain itu My juga mengaku laporan sebelumnya Senin (15/12) sekitar pukul 10.10 melalui Iwan, My, membuat laporan percobaan pencurian. Ketika itu My, ditemukan tergeletak, tangan, kakinya terikat dan mulut dibekap Minggu (14/12) sekitar pukul 06.30.
“Laporan itu juga bohong, bukan orang lain yang mengikat dan membekap saya. Tapi saya sendiri. Awalnya saya mengikat kaki, mulut dan terakhir tangan saya,” terangnya. 
Sementara Iwan tak menyangka PRT yang baru sebulan bekerja itu tega berbuat demikian. Padahal selama ini My, telah dianggap seperti anak sendiri. Ia juga menyesalkan My tak bicara langsung mengenai gaji kepadanya.
“Cobalah My ngomong dengan bapak. Maunya berapa, kalau bapak sanggup akan bapak penuhi, tapi kalau tidak My akan bapak pulangkan. Ongkos pulang juga akan bapak kasih. Selama ini bapak menggaji PRT-ya segitu,” tutur Iwan kesal.
Sementara itu Kapolsek mengatakan sejak awal laporan, Senin (15/12) polisi memang tak bisa membuktikan adanya penyekapan ataupun perampokan. Meski My telah  mengakui kebohongannya, proses hukum tetap dilanjutkan. “Untuk proses selanjutnya kita masih dalam tahapan penyelidikan dulu,” pungkas Bowo. (KiA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar