Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Kamis, 26 Januari 2012

Korban Pembunuhan di Malaysia Dikuburkan

pemakaman Christy Erny alias Su Ling
Arman
Su Ling diantar menuju liang lahad.
 
Pontianak – Jasad Christy Erny alias Su Ling, 20, korban pembunuhan dan pemerkosaan di Malaysia dikebumikan, Sabtu (21/5) sekitar pukul 09.00 di pemakaman Bhakti Suci Jalan Khatulistiwa. Jasad Su Ling dua hari disemayamkan di Yayasan Abadi di Jalan Parit Pekong. Keberangkatan jasad Su Ling mendapat pengawalan Polsek Pontianak Utara dan Pemuda Pancasila. Sementara pihak keluarga ikut ramai mengantar ke tempat peristirahatan terakhir amoy ini.
Sesampainya di tempat pemakaman, acara dimulai dengan foto bersama di peti mati korban. Setelah itu, jasad Su Ling yang berada dalam peti mati diusung sekelompok pria dari perkumpulan Sehati. Tiba di lokasi, jasad Su Ling dikebumikan. Beberapa warga yang simpatik dengan korban ikut menghadiri pemakaman Su Ling.
Bahkan petugas dari Badan Nasional Perlindungan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Pontianak serta dari perwakilan Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Kalbar tampak hadir dalam acara prosesi pemakaman korban. Bong Nha Sia, 42, paman korban, menuturkan, berterima kasih kepada pemerintah yang telah berupaya memulangkan jasad keponakannya itu.
Walaupun memercayakan hukum di Malaysia, namun ia pun mengharapkan pemerintah terus memantau kasus tersebut. Sebab perbuatan pelaku sangat keji. Selain diperkosa, korban juga dibunuh. Bahkan ibu korban, Sumirna alias Afi, 39 pun dianiaya pelaku. Yang menjadi perhatian pihak keluarga sekarang, bagaimana membiayai pendidikan kedua adik korban, Stevani, 15 dan Liviony, 12.
Korban merupakan tulang punggung keluarga dan kedua adiknya. “Dengan meninggalnya korban dan ibunya tak lagi dapat bekerja, bagaimana membiayai sekolah kedua adiknya,” katanya.
Dijelaskan Bong Nha Sia, kabar yang ia terima, kondisi Afi di Kuala Lumpur sudah mendingan. Bahkan ia sudah keluar dari rumah sakit. Bila kondisi Afi benar-benar sembuh, maka akan pulang di Pontianak. “Kalau sudah sembuh, ibu korban akan dipulangkan. Selain itu, ia masih diperlukan polisi di Malaysia untuk dimintai keterangan,” ujarnya.
Ditambahkan dia, sampai saat ini Afi masih belum mengetahui anaknya, Su Ling meninggal dunia. Ia hanya tahu, kalau Su Ling dipulangkan ke Pontianak. “Kita sengaja belum memberitahukan kepadanya, karena dikhawatirkan makin shock,” lanjutnya.
Ateng Sanjaya, wakil pihak keluarga korban, menuturkan, kasus tragis yang menimpa Su Ling merupakan potret kehidupan masyarakat Kalbar. Hal ini terjadi karena banyak warga Kalbar yang mengadu nasib di luar negeri untuk mencari pekerjaan.
“Memang ada pepatah yang mengatakan lebih baik hujan batu di negeri sendiri, dari pada hujan emas di negeri orang. Namun kenyataannya lapangan pekerjaan di negeri sendiri sangat minim. Selain itu, pekerjaan di negeri orang sangat menjanjikan. Apalagi korban harus menghidupi keluarga dan kedua adiknya, setelah meninggalnya ayah mereka,” kata tokoh Tionghua yang banyak bergerak dibidang sosial ini.
Semenjak mendengar Su Ling meninggal tragis di Malaysia, Ateng, terus mengoordinasi rekan-rekannya untuk menyiapkan segala sesuatunya di Pontianak. Bahkan ia terus mengontak rekan-rekannya asal Pontianak yang hidup mapan di Kuala Lumpur agar terus mengupayakan jasad Su Ling segera dipulangkan.
“Saat ini kita tetap mengupayakan agar kedua adik korban bisa terus melanjutkan pendidikannya. Apalagi salah satu adiknya baru lulus SMP, sehingga memerlukan banyak uang untuk melanjutkan ke SMA. Kita pun mengharapkan ada dermawan yang ingin menjadi orang tua asuh bagi kedua adik korban, termasuk membiayai pendidikan keduanya,” harapnya.
Sementara itu, Chandra, kerabat korban yang tinggal di Kuala Lumpur, menjelaskan, kedua pelaku sudah ditahan polisi Malaysia. Para pelaku masing-masing berumur 19 dan 23 tahun. Antara pelaku dan korban pun sebenarnya sudah saling kenal. Karena pelaku kerap berkunjung ke tempat korban kerja. “Para pelaku dua orang dan mereka sudah merencanakan perbuatannya,” katanya saat dijumpai usai prosesi pemakaman Su Ling.
Para pelaku memang sudah berniat ingin memerkosa Su Ling. Sebelumnya pelaku menganiaya Afi dengan cara membenturkan kepalanya ke dinding. Bahkan ia diinjak-injak hingga tulang rusuknya patah tiga. Sedangkan Su Ling setelah diperkosa, dianiaya hingga akhirnya tewas.
Tidak ada perampokan waktu itu. Sebab tidak ada perhiasan dan harta korban yang hilang. Para pelaku hanya berusaha membuat alibi untuk mengecoh petugas. “Mereka bukan merampok, tapi memang mengincar untuk memerkosa Su Ling,” tukas Chandra.
Ditambahkan dia, tempat korban bekerja bukan casino, tapi semacam permainan ketangkasan. Namun permainan ketangkasan tersebut berbau judi. Begitu juga tempatnya, bukan di Kuala Lumpur. Melainkan di daerah Seremban, Negeri Sembilan. “Itu seperti di Kota Pontianak dengan daerah Peniti, Kabupaten Pontianak,” jelasnya. (arm)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar