Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Kamis, 26 Januari 2012

Trafficking dan Sexual Abuse Kalbar Peringkat III

Trafficking dan Sexual Abuse Kalbar Peringkat III
Kasubdit perlindungan dan advokasi sosial anak direktorat pelayanan sosial Depsos RI, Drs Kiki Riyad
 
Pontianak, Lain HIV/AIDS, lagi lagi cerita perdagangan manusia (trafficking) dan kekerasan seksual (sexual abuse). Kalbar termasuk daerah peringkat ketiga kasus trafficking dan sexual abuase.
“Kalau tidak salah Kalbar berada di posisi ketiga setelah daerah Jawa Barat dan Jawa Timur,” kata Kasubdit Perlindungan dan Advokasi Sosial Anak Direktorat Pelayanan Sosial Depsos RI, Drs Kiki Riyadi MSi saat mengunjungi korban perkosaan di Polsekta Pontianak Utara, Senin (1/12) tadi malam.
Dijelaskan Kiki, data yang mereka miliki terjadi trend peningkatan tajam trafficking dan sexual abuse. Meskipun belum ada data yang mendukung mengenai trend peningkatannya, namun hal ini disinyalir terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
“Secara pasti saya lupa berapa angka peningkatannya. Namun, secara umum hal ini terus mengalami peningkatan terlebih pada tahun 2008,” papar Kiki kepada Equator, tadi malam.
Kunjungan Kiki, ke Kalbar salah tujuannya yakni ingin bertemu dengan korban perkosaan yang terjadi di wilayah hukum Pontianak Utara yang menyeret As, salah seorang oknum ketua lembaga pendidikan. “Saya ke Kalbar ada tujuan lain, namun salah satu agenda saya yakni hendak bertemu dengan korban perkosaan yang saat ini tengah hamil empat bulan,” ungkapnya.
Dalam kunjungan tersebut, pihaknya juga ingin sharing pendapat dengan korban. “Kalau kami tergantung anaknya, jika anaknya mau di bawa ke Rumah Sosial Perlindungan Anak (RPSA, red) di Jakarta, kami siap membawanya. Namun, semuanya tergantung keinginan anak, sebab jika salah-salah mental anak bukan lebih baik tapi sebaliknya,” ujarnya.
Jika tetap di Pontianak, pihaknya juga berpesan kepada orang tua maupun pendamping untuk selalu mengawasi mental dan kesehatan anak. Hal ini mengingat mental anak itu sedang labil dan tengah hamil. “Kesehatan dan mental anak mesti kita dahulukan,” pesannya.
Kendati demikian, Kiki membantah kalau kedatangannya ke Kalbar dalam rangka untuk ikut mengawal kasus hukum korban yang saat ini sedang hamil. “Masalah hukum kami tidak ingin intervensi, dari dulu sampai sekarang kami serahkan kepada pihak berwajib,” tandasnya.
Hal senada juga dikatakan Direktur Yayasan Nanda Dian Nusantara (YNDN) Kalbar, Devie Tiomana ST MM. Pihaknya, tetap menyerahkan semua hal itu kepada korban. “Kami tetap memberikan keleluasaan kepada korban, apakah mau ke Jakarta atau tetap di Pontianak. Tapi hal yang paling penting adalah bagaimana keluarga bisa menjaga keamanan serta mental korban,” ungkap Devie.
Depsos, kata Devie, dalam hal ini tetap memberikan perhatian kepada kasus-kasus seperti ini. “Depsos tetap memberikan perhatian dengan kasus ini,” terangnya.
Data YNDN, sedikitnya 12 anak sudah berada di RSPA guna menjalani pemulihan. Sementara delapan di antaranya adalah anak dengan kasus kekerasan seksual. “Dan kita adalah daerah dengan pengirim nomor tiga  terbanyak setelah Jawa Barat dan Jawa Timur,” tegasnya. 
Sementara korban yang saat itu didampingi paman dan ibunya mengatakan, akan mencoba di Pontianak dulu. “Kami dari keluarga tetap akan mempertimbangkan hal ini, namun untuk sementara saya tetap memilih di Pontianak saja,” jelas Bunga bukan nama sebenarnya. (lil)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar