Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Selasa, 16 Oktober 2012

Parpol Islam di Kalbar Harus Introspeksi

PKS Bersyukur Warning LSI

Parpol Islam
ZMS
Pontianak – Madesu (masa depan suram) bagi partai berasas Islam? Tentu belum kiamat, survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) memang sudah dapat diduga.
LSI mengungkap tingkat elektabilitas partai politik berbasis massa Islam (PKB, PPP, PKS, dan PAN) berada di bawah 5 persen, sementara basis nasionalis di atas 60 persen menyongsong pileg dan pilpres 2014 nanti.
“Partai Islam harus introspeksi diri. Jika partai Islam, tetapi orang yang ada di dalamnya tidak menunjukkan nilai-nilai yang kuat, maka tidak membuat kepercayaan bagi umatnya,” ungkap DR Zulkarnaen kepada Rakyat Kalbar, Ahad (14/10).
Menurut pengamat politik dan pemerintahan dan Universitas Tanjungpura ini, diprediksi tidak akan ada satu pun partai Islam yang masuk jajaran lima besar partai pemenang pileg 2014.
Karena itu, disebutnya introspeksi diri termasuk memperbaiki sistem yang ada dalam partai adalah mutlak. Mestinya partai politik Islam atau agama punya basis yang jelas. Namun perlu diingat bahwa partai beraliran nasionalis juga punya basis lintas agama.
“Partai Islam menurun simpatinya oleh konstituennya boleh jadi tidak kuat dalam dakwah Islam. Padahal kalau kita lihat ketika munculnya PKS disambut begitu antusias. Tetapi akhir-akhir ini ada juga politisi dari PKS yang terjerat kasus korupsi,” Zulkarnaen.
Alhasil, ketika ulama sekalipun masuk ke aliran sungai politik, tak banyak yang cukup kuat melawan arus kekuasaan baik di Senayan maupun di Istana.
Ia menegaskan, bukan masalah figur yang menyebabkan menurunnya elektabilitas partai Islam. Tetapi bagaimana sistem yang dijalankan.
“Islam itu rahmatan lil alamin. Tetapi kiprah di masyarakat juga harus dibangun oleh para politisinya,” tegas Zulkarnaen.
Selain faktor internal juga ada faktor eksternal. Indonesia yang sekularisasinya begitu deras, juga akan memengaruhi partai Islam.
“Begitu juga dengan kondisi di Kalbar yang tidak jauh berbeda dengan nasional. Meskipun ada parpol Islam yang masih intens karena tergantung mengelolanya seperti di Kota Pontianak,” katanya.
Tetapi untuk lingkup Kalbar sangat sulit partai Islam apa pun untuk menjadi nomor satu. Masyarakat mulai melihat keberagaman lebih memberikan ruang politik terbuka.
“Selama partai Islam tidak mengubah sistemnya dan tidak banyak berkiprah akan sulit untuk berkembang. Apalagi umatnya menilai politisi parpol Islam tidak jauh berbeda dengan politisi dari partai nasionalis,” pungkas Zulkarnaen.

Political warning

Lebih menukik, pengamat politik Jumadi MSi bahkan menegaskan bahwa hasil survei LSI menjadi political warning bagi parpol-parpol Islam.
Sejarah periodesasi perjalanan eksistensi parpol Islam terlihat jelas dari satu pemilu ke berikutnya terus menurun. Sejak 1999 hingga 2004, perolehan suaranya cenderung terkikis oleh parpol nasionalis.
“Saya melihat salah satu faktor utama penurunan itu disebabkan di level elite partai tidak adanya figur yang karismatik dan bisa diteladani sikap dan perilaku politiknya, yang notabene sebagai parpol yang Islami. Padahal salah satu kekuatan parpol Islam adalah kedua hal tersebut,” katanya Jumadi sembari mengingatkan fenomena itu akan terjadi di Kalbar 2014.

Ditepis PPP

Apa pun yang dirilis LSI ditepis oleh PPP Kalbar yang belum melihat cermin bagaimana fenomena sejak 1999. Bahkan pengurusnya sengit menuding LSI yang mematok angka di bawah 5 persen.
“Survei LSI terlalu prematur. Pemilu masih setahun lebih sedangkan survei dilakukan sekarang. Dan bukanlah rahasia lagi bahwa lembaga-lembaga survei sekarang ini sudah tidak independen lagi, titipan berbagai kepentingan,” tangkis H Retno Pramudya SH MH menjawab Rakyat Kalbar, Minggu (14/10).
Dia yakin dari dulu sampai sekarang partai Islam masih mendapat tempat di hati umat Islam. Apalagi akhir-akhir ini pelaku-pelaku korupsi banyak dilakukan oleh politisi yang berasal dari partai-partai nasionalis.
“Jadi sebagian masyarakat Indonesia masih kecenderungan menginginkan para pemimpin di RI sosok yang berbasis agamais. Dan PPP Kalbar pada pemilu 2014 menargetkan 15 persen suara,” kata Retno.
Sementara itu, PAN tidak mau berkomentar terlalu jauh terkait hasil survei LSI tersebut. “Itu kan survei, belum tentu benar realisasinya,” kata Ir Ikhwani A Rachim, Ketua DPW PAN Kalbar.
Pada pemilu 2014 mendatang, dia sudah mempersiapkan dan menargetkan perolehan suara 2 digit, di atas 10 persen. “PAN berasaskan nasionalis religius. Dan kita siap dengan target 13 persen suara,” tutup Ikhwani.
Akan halnya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang paling bawah, dikatakan Ketua DPW PKB Kalbar Mulyadi Tawik partainya parpol Islam beda. Pertama, harus diklarifikasi dulu soal partai Islam dan partai yang basis utamanya komunitas muslim. PKB dan PAN misalnya, bukan partai Islam tetapi partai nasionalis yang basis utamanya komunitas muslim.
Kedua, partai Islam maupun partai nasionalis yang berbasis komunitas muslim sedang mengalami transisi dari politik yang pendekatannya cenderung tradisionalis kepada yang lebih modern.
“Masalah ketokohan di partai nasionalis berbasis komunitas muslim ini hanya soal sosialisasi dan pendanaan. Betapa pun, mereka adalah mutiara yang berada dalam sistem yang dikungkung oleh politik pencitraan. Pada saatnya, mutiara tetaplah mutiara dan akan tampak sebagai mutiara. Kita senantiasa optimis bahwa Indonesia baru ke depan adalah Indonesia dengan tatanan nasional pancasila dengan kepemimpinan muda yang religius dan berpihak pada rakyat,” yakinnya.

Warning PKS

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tampak realistis. Hasil survei LSI di awal-awal merupakan bentuk peringatan agar partai PKS berbuat lebih baik lagi.
“Hasil Itu warning buat PKS. Makanya, hasil survei itu akan kita jadikan sebagai pertimbangan. Apalagi saat ini kita sedang melakukan konsolidasi di beberapa wilayah kabupaten/kota. Jadi, sekaligus untuk mengevaluasi hasil survei ini,” ujar H Arif Joni Prasetyo, Sekretaris Umum DPW Partai PKS Kalbar, kepada Rakyat Kalbar, Minggu (14/10).
Menurutnya, hasil survei itu merupakan gejala umum yang terjadi dan elektabilitas semua partai cenderung menurun. Karena masih banyak responden juga belum menentukan sikapnya. “Banyak masyarakat kita yang masih belum menentukan sikapnya itu bagian dari sasaran kerja kami,” katanya.
Dengan survei LSI, membuat partai Islam ini harus melakukan gebrakan yang signifikan untuk dapat meningkatkan tingkat elektabilitasnya di masyarakat.
“Kita akan menunjukkan tingkat kepedulian dan keprihatinan yang lebih tinggi terhadap masalah-masalah sosial. Serta menyelesaikan masalah-masalah lain yang saat ini marak terjadi,” ujarnya.
Wakil Ketua DPRD Kota Pontianak ini mengaku PKS akan meningkatkan pelayanan masyarakat. Dan juga berupaya maksimal mungkin untuk memperjuangkan aspirasi rakyat. “Unit-unit pelayanan kita harus semakin mendekat ke masyarakat dan siap sampai tingkat desa dan kelurahan,” ucapnya.
Ia menambahkan, PKS juga ada survei internal, tetapi hasilnya tidak terlalu jauh berbeda dengan hasil LSI. “Makanya kita melihat hasil LSI itu sebagai warning buat partai. Pada pemilu 2009, PKS masuk empat besar nasional. Kita optimis pemilu 2014 PKS masuk tiga besar,” pungkasnya. (kie/hak/jul)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar