Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Jumat, 20 Januari 2012

Pertahanan Ambrol, Kesucian Jebol

Kisah Gadis Selingkuhi Suami Orang (11)

Oleh M Kusyairi

Sesungguhnya sang pencipta memberikan cobaan tak akan melebihi kemampuan hambanya. Kalimat itu, seakan tak digubris Saskia lagi. Sejak diterpa badai percintaan, dia justru memilih lembah nista.

Kehidupan kian tak teratur. Singkat kata, ia harus menyerahkan segala-galanya kepada Satria. Pertahanannya jebol tatkala ia meminta lelaki itu untuk menemani tidur di kos, karena takut sendirian.

Saskia sempat menolak ketika lelaki itu meminta lebih di pertengahan percumbuan dahsyat itu terjadi. Tapi, karena nafsu sudah berkuasa dan mengingat kegagalan yang selalu ia dapat, Saskia terpaksa harus merelakan ‘harta’ yang selama ini ia jaga. Hartanya direnggut laki-laki sudah beristri itu.

Malam itu disaksikan tembok kamar yang usang dan penerangan lampu temaram, kegadisan Saskia melayang, teriring dengan tetesan air mata membasahi pipi mulusnya itu. “Saya terpaksa Bang. Mau apa dipertahankan lagi. Beberapa kali tunangan pun selalu gagal. Mungkin Tuhan memberikan jalan hidup lain bagi saya,” kenangnya dengan wajah sedikit sendu ditekuk dalam-dalam.

Singkat kisah, malam itu hingga paginya, mereka melakukan perbuatan maksiat itu empat kali. Saskia merasa sakit seluruh tubuhnya dan ia terlihat terkulai lemas di atas kasur yang acak-acakan itu.

Semenjak itu, setiap ada pertemuan mereka berdua selalu melakukan perbuatan yang di larang agama itu. Terkadang kerap kali mereka check in di berbagai penginapan yang berada di kota Sintang, hanya untuk berduaan dan memadu kasih serta mengarungi samudra tak bertepi itu.

Saskia sadar, hubungannya dengan Satria tak bakalan berujung ke pelaminan. Soalnya laki-laki yang bekerja di salah satu perusahaan perkebunan cukup bonafide itu, sudah membina mahligai rumah tangga dan mempunyai seorang anak.

Jika Satria tak menemuinya, ia memilih mencari hiburan di berbagai café dan warung remang-remang yang berada din pinggiran kota Sintang. Semula ia memang serasa canggung berada di tempat demikian.

Namun, karena sudah keseringan maka sedikit demi sedikit mulai terbiasa. Hanya saja, ia belum mau bekerja di tempat itu, meski tawaran mulai berdatangan. Sementara waktu, semua kebutuhan gadis itu ditanggung oleh Satria. Ikuti (bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar