Sintang, Entah setan mana yang merasuki otak, Si,40 warga Dusun
Suak, Manis Raya, Sintang ini. Ia tega memerkosa iparnya, SR, 44, warga
dusun yang sama, sejak Desember 2008 lalu, di salah satu penginapan di
Kota Sintang.
Dalam menuntaskan hasratnya, Si tak segan-segan mengancam SR yang sudah
bercucu itu. Jika tidak menuruti kemauannya, Si akan membeberkan apa
yang telah dilakukan.
Bejatnya lagi, setelah kejadian pertama, Si selalu meminta jatah kepada
SR, untuk dilayani nafsu syahwatnya. Bahkan perbuatan layak sensor itu
dilakukan setiap ada kesempatan di rumah SR.
Menurut keterangan petugas penyidik, terkuaknya perbuatan Si itu bermula
dari kecurigaan suami SR, Gr, 44, buruh bangunan di Kota Sintang,
notabene abang istri Si.
Gr mendengar isu kalau istrinya menjalin asmara dengan Si. Lantas
melihat istri tercintanya selalu murung dan jika ditanya selalu menjawab
dengan uraian air mata. Selang beberapa bulan, tak tahan memendam
derita batin, akhirnya SR bercerita dengan suami tercintanya. Ia mau
menceritakan apa yang terjadi, jika ada didampingi petugas kepolisian.
Ia pun akhirnya melaporkan kejadian yang menimpanya di Mapolsekta
Sintang, Senin (27/4) lalu.
Di hadapan petugas, SR menceritakan, sekitar pukul 16.00, dirinya
dibonceng Si dengan alasan untuk mengecek keberadaan suaminya yang kerja
di Sintang. Karena menurut info dari Si, suaminya itu sudah memiliki
isteri.
Sesampainya di Sintang, SR bukan langsung diantar ke tempat suaminya
bekerja, namun dibawa keliling Kota Sintang. Setelah itu, sekitar pukul
24.00, Si langsung membelokkan sepeda motornya di salah satu penginapan
dan mengajak menginap dengan dalih sudah malam.
Karena kecapekan, SR langsung tidur, sementara Si masih nonton televisi.
Tahu-tahu, Si bergerilya. Ia mencium dan menindih SR. SR berusaha
menolak dengan sekuat tenaga. Namun, apa daya, dengan napas memburu di
kepala sudah dipenuhi nafsu, Si langsung mempereteli pakaian bawah SR,
sembari mengancam.
Dapat ditebak apa yang terjadi. SR hanya meneteskan air mata di dalam
dekapan Si dengan napas memburu. Mirisnya, perbuatan itu diulang Si
ketika sudah pulang di rumah masing-masing, setiap ada kesempatan.
Ditemui Equator di Mapolsek Sintang Kota, kemarin, Si mengakui semua
perbuatannya.
“Kalau membuka pakaian bawah memang saya paksakan. Tapi, semulanya
dia maunya buka baju saja dan mengatakan jangan sampai melakukan,†aku
Si sembari menundukkan wajah dalam-dalam.
Si sempat membantah, jika perbuatan dilakukan di rumah SR atas paksaan.
“Saya tidak pernah memaksa, malahan dia (SR, red), jika saya berangkat
ke Sintang, disuruh cepat pulang melalui SMS. Terkadang tiga sampai
empat kali main-main ke rumah saya,†elaknya.
Kapolres Sintang, AKBP Agus Mandarwanto melalui Kapolsekta Sintang AKP
Purwanto didampingi Kanit Reskrim Aiptu Sukaif membenarkan kejadian itu.
Pihaknya sedang melakukan penyelidikan dan penyidikan. (sry).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar