Bian Harnansa/Tribunnews.com
Adnan Buyung Nasution
Berita Lainnya
- Adnan Buyung Cs Dituding Gerombolan Kalah Perang
- Adnan Buyung: Jangan Jadikan Nazaruddin Kelinci Percobaan
- Jaringan Nusantara: Jangan Salahkan SBY Soal Gedung…
- Kejahatan Pajak di Pemerintah, Kemenkeu, Dirjen Pajak
- Adnan Buyung Menangis di Gedung Joeang 45
- Putranya Jadi Tersangka, Adnan Buyung Tak Terlibat
JAKARTA -
Adnan Buyung Nasution mengungkapkan bahwa dirinya sudah lelah
memperingatkan presiden Susilo Bambang Yudhoyono baik dari dalam maupun
dari luar.
Adnan, bersama 45 tokoh nasional, dalam Revitalisasi Semangat Proklamasi Kemerdekaan Dan Akhlak Kepemimpinan, mengatakan hal itu, di Four Seasons Hotel, Jakarta, Senin (8/8/2011).
Adnan mengenang bahwa dirinya ikut mengawal reformasi, mengungsi ke Jakarta-Bekasi-Tambun.
Masih teringat banyak orang-orang republik yang lari ke Belanda.
Lebih lanjut dia mempertanyakan, apakah pemerintahan masih terbuka melihat rakyatnya sedang hanyut dalam arus derita? Apakah pemerintah juga masih terbuka menghayati cita-cita Proklamasi 1945?
"Jawabannya sudah tidak lagi. Saya capek sudah memperingatkan SBY ini dari dalam maupun dari luar. Jadi karena itu tidak ada kata lain, tidak bisa kita menutup mata telinga kita melihat ini terjadi terus. kita semua akan berdosa jika itu terus terjadi. karena itu ini satu langkah utama satu seruan kepada DPR meminta pertanggungjawaban, karena mereka adalah pilihan rakyat," tegasnya.
Adnan bersama 45 tokoh, diantaranya Ali Yafie, KH Cholil Badawi, Amir Daulay, Hariman Siregar, Sukardi Rinakit, Soeryadi Sudirja, Soegeng Sarjadi, Mulyana W Kusuma, Sri Palupi, Anwar Nasution dan Tyasno Sudarso hadir dalam pertemuan ini.
"Ini tindakan nyata pertama, mudah-mudahan DPR mau beritndak. Jika tidak paling tidak kita harus bersikap," ujarnya.
Adnan, bersama 45 tokoh nasional, dalam Revitalisasi Semangat Proklamasi Kemerdekaan Dan Akhlak Kepemimpinan, mengatakan hal itu, di Four Seasons Hotel, Jakarta, Senin (8/8/2011).
Adnan mengenang bahwa dirinya ikut mengawal reformasi, mengungsi ke Jakarta-Bekasi-Tambun.
Masih teringat banyak orang-orang republik yang lari ke Belanda.
Lebih lanjut dia mempertanyakan, apakah pemerintahan masih terbuka melihat rakyatnya sedang hanyut dalam arus derita? Apakah pemerintah juga masih terbuka menghayati cita-cita Proklamasi 1945?
"Jawabannya sudah tidak lagi. Saya capek sudah memperingatkan SBY ini dari dalam maupun dari luar. Jadi karena itu tidak ada kata lain, tidak bisa kita menutup mata telinga kita melihat ini terjadi terus. kita semua akan berdosa jika itu terus terjadi. karena itu ini satu langkah utama satu seruan kepada DPR meminta pertanggungjawaban, karena mereka adalah pilihan rakyat," tegasnya.
Adnan bersama 45 tokoh, diantaranya Ali Yafie, KH Cholil Badawi, Amir Daulay, Hariman Siregar, Sukardi Rinakit, Soeryadi Sudirja, Soegeng Sarjadi, Mulyana W Kusuma, Sri Palupi, Anwar Nasution dan Tyasno Sudarso hadir dalam pertemuan ini.
"Ini tindakan nyata pertama, mudah-mudahan DPR mau beritndak. Jika tidak paling tidak kita harus bersikap," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar