Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Rabu, 28 Maret 2012

Gara-gara Impor Minyak, Kas Negara Nombok


Jakarta - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Widjajono Partowidagdo membantah tudingan politikus PDI Perjuangan yang menyatakan pemerintah masih memiliki keuntungan dari pendapatan minyak. "Justru hasil minyak kita tekor karena impor," kata Widjajono ketika dijumpai di kantornya, Senin, 26 Maret 2012.

Ia menjelaskan kenaikan harga minyak sebesar US$ 1 per barel akan menimbulkan dampak terhadap anggaran. Setiap berubah US$ 1 per barel, berimbas pada pengurangan atau penambahan di penerimaan negara sebesar US$ 324 juta. Saat ini asumsi untuk harga minyak mentah Indonesia dalam APBN Perubahan mencapai US$ 105 per barel.

Widjajono mengakui kenaikan harga mendongkrak pendapatan minyak dengan target produksi saat ini 930 ribu barel per hari. Namun, harus diingat, dari total produksi tersebut, tidak seluruhnya diambil negara. "Ada bagian untuk kontraktor 40 persen, pemerintah mendapat bagian 60 persen dari total produksi itu," ujarnya.

Jika dihitung, pemerintah berarti mendapat jatah 560 ribu barel per hari. Sementara itu, pemerintah mengimpor minyak mentah dan produk jadi berupa bahan bakar minyak sebanyak 800 ribu barel per hari untuk kebutuhan konsumsi 1,3 juta barel per hari. "Impor lebih besar ketimbang produksi, yang ada malah selalu rugi tiap naik harga minyak."

Pemerintah menargetkan penerimaan minyak dan gas dalam APBN Perubahan 2012 lebih tinggi ketimbang APBN karena adanya kenaikan asumsi harga minyak. Penerimaan migas ditargetkan Rp 265,94 triliun, yang antara lain terdiri atas pajak penghasilan (Pph) untuk minyak bumi sebanyak Rp 27,16 triliun dan Pph gas Rp 37,43 triliun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar