Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Rabu, 28 Maret 2012

Mungkinkah Demokrat-PDIP Bersatu?

Milton-Burhan Bisa Jadi Kuda Hitam
 
Pontianak – Konstalasi politik nasional dinilai berpengaruh pada berbagai kepentingan politik di daerah. Ditengara PDI Perjuangan dan Partai Demokrat tidak gampang untuk berkoalisi pada Pilgub Kalbar 2012 mendatang.
“Kecil kemungkinan Demokrat dan PDIP berkoalisi. Terlebih di tingkat nasional kedua partai berseberangan, kan PDIP oposisi pemerintahan SBY,” kata Jumadi SSos MSi, pengamat politik dari Universitas Tanjungpura ditemui Equator, Rabu (1/2).
Gejala lain, pemilukada level gubernur selama ini juga tidak banyak Demokrat-PDIP berkoalisi. Walaupun ada keinginan di daerah partai berlambang mercy dan banteng moncong putih itu digandengkan.
“Kalau ada keinginan di daerah berkoalisi sah-sah saja. Tapi perlu diingat, dari informasi yang saya dapat, untuk pemilukada level gubernur ini langsung ditentukan oleh SBY selaku Dewan Pembina Partai Demokrat,” ungkap Jumadi.
Bagaimanapun, Pilgub Kalbar 2012 dengan Pilpres 2014 menjadi simbiosis politik untuk dimenangkan. Partai Demokrat tentu ngotot memenangkan jagoannya, kendati di Kalbar bayang-bayang PDIP terhadap Demokrat agak transparan melalui masing-masing Ketua.
Milton Crosby yang gencar menyatakan siap maju berpasangan dengan Burhanuddin A Rasyid, pun masih abu-abu. Walaupun Milton juga pengurus PD. Pernyataan Ketua DPD PD Kalbar Suryadman Gidot memberikan sinyal koalisi dengan PDI Perjuangan, juga terasa masih buram.
Jumadi menegaskan, mekanisme partai politik berada di pimpinan pusat untuk menentukan calon yang akan diusung. Tapi, jika melihat keyakinan Milton selama ini, sepertinya sudah terjalin komunikasi politik dengan DPP Partai Demokrat, dan partai berkuasa itu sepertinya memberikan sinyal kepada Bupati Sintang itu.
Perihal Burhanuddin yang kini sebagai Wasekjen Bappilu Wilayah Kalbar DPP PAN, apakah didukung partainya, terasa ambigu juga. Pasalnya, Ketua DPW PAN Kalbar Ikhwani A Rahim lebih dulu mendaftarkan dirinya ke PDIP Kalbar.
Keputusan di tangan DPP. Tak mungkin DPP PAN menyodorkan dua rekomendasi terhadap kadernya untuk maju di pilgub. “Jadi pasti satu saja yang akan direstui. Siapa yang diakomodasi atau direstui, tergantung kajian DPP dan hitung-hitungan politik serta peluang,” jelas Jumadi.
Mengenai kekuatan kedua figur ini, dirinya melihat, komunikasi Milton yang ingin bertarung merupakan kekuatan besar yang patut diperhitungkan. Jika memang pada akhirnya Milton berpasangan dengan Bang De dari Sambas, pasangan ini bisa menjadi kuda hitam.
Jumadi memerinci, Milton berhasil mempertahankan kekuasaannya sebagai kepala daerah di Kabupaten Sintang. Hal itu menunjukkan figur beliau memang layak dijual, ditambah popularitasnya sebagai Koordinator Pemekaran Provinsi Kapuas Raya.
Hanya saja, apakah isu Provinsi Kapuas Raya laku dijual pada Pilgub 2012 ini, agak sulit ditawarkan. Menurut Jumadi, memang bagi incumbent isu itu sulit dijual kembali, tapi tidak bagi pendatang baru seperti Milton.
Jumadi juga melihat figur Burhan di wilayah P cukup signifikan. Sebagai Bupati Sambas dua periode, bukti kepercayaan masyarakat masih kuat. Munculnya kekuatan baru itu, kandidat yang ingin bertarung semakin bertambah. Setelah sebelumnya sebut saja incumbent (Cornelis), Morkes Effendi, Armyn Angkasa Alianyang, dan Abang Tambul Husin yang meraih banyak simpati sebagai figur mantan incumbent yang paham seluk-beluk pemerintahan dan politik.
Dari lima figur, baru dua yang sudah jelas perahu politiknya, yakni Cornelis yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Kalbar dan Morkes Effendi yang Ketua DPD Partai Golkar Kalbar. Sementara Armyn, Tambul, dan Milton masih mengumpulkan perahu-perahu kecil.

Peluang incumbent

Direktur Magister Ilmu Sosial Untan Dr Bakran Suni PhD melihat setakat ini kalau pilgub dilaksanakan, peluang incumbent untuk menang cukup besar. Apalagi sampai saat ini Cornelis dan wakilnya masih bersatu. Oleh karena itu, pendukungnya minimal sudah 30 persen. “Kalau satu lawan satu baru berat. Jika satu lawan dua saja incumbent tanpa kampanye aja sudah bisa menang,” papar Bakran.
Berbeda dengan Jumadi soal koalisi Partai Demokrat dengan PDIP, bertolak belakang dengan Bakran. Menurutnya peluang bersatu kedua partai tersebut besar. Apalagi sekarang Christiandy Sanjaya sebagai pembina DPD Partai Demokrat Kalbar dan punya hubungan dekat antarincumbent yang notabenenya Ketua DPD PDIP Kalbar.
“Walaupun demikian, sebenarnya calon selain incumbent juga berpeluang. Asalkan calon dari Melayu ada yang mundur. Seandainya masih dipaksakan tiga lawan satu, incumbent akan menang tanpa kampanye,” jelas Bakran.
Begitu juga dengan pasangan yang baru muncul, Milton dan Burhanuddin. Menurut Bakran jika kedua ini bersatu peluang untuk mendapatkan suara begitu signifikan. Apalagi Milton salah satu tokoh Dayak yang juga concern dalam pembangunan Kalbar.
Di tambah lagi dengan Pak Ude Burhanuddin yang jadi idola masyarakat Pantai Utara. Kalau pasangan ini tampil bakalan menjadi pesaing ketat incumbent.
“Otomatis suara Dayak akan pecah. Cuma yang menjadi permasalahan Milton terkungkung oleh Partai Demokrat. Tidak mungkin Demokrat mengusung dua kadernya sekaligus,” tandas Bakran ((jul/kie)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar