Fenomena alam yang unik bisa menghadirkan seseorang dalam setting dan
kehidupan masa lalu. Sebaliknya terkadang malah menyeretnya pada
kejadian yang akan datang. Nah, sebelum terjebak dalam kekacauan waktu
ada baiknya kita kenali dulu misteri ini.
BAGI banyak orang, waktu sudah menjadi hal yang rutin. Jarum jam terus bergulir. Hari berganti, bulan berubah, dan tahun pun berlalu. Tapi benarkah waktu hanya sesederhana itu? Waktu ternyata mempunyai dimensi yang sangat luas. Ukurannya tidak hanya seujung jarum jam.Bocah tumbuh dewasa, musim berganti, alat transportasi berkembang, menunjukkan adanya perubahan waktu. Perjalanan waktu memang dapat diukur dengan berbagai perangkat alat, tak hanya dengan jam dan kalender.
BAGI banyak orang, waktu sudah menjadi hal yang rutin. Jarum jam terus bergulir. Hari berganti, bulan berubah, dan tahun pun berlalu. Tapi benarkah waktu hanya sesederhana itu? Waktu ternyata mempunyai dimensi yang sangat luas. Ukurannya tidak hanya seujung jarum jam.Bocah tumbuh dewasa, musim berganti, alat transportasi berkembang, menunjukkan adanya perubahan waktu. Perjalanan waktu memang dapat diukur dengan berbagai perangkat alat, tak hanya dengan jam dan kalender.
Demikian
pula urut-urutan kronologis kejadian tidak hanya dibentuk oleh waktu,
tapi juga oleh makrokosmos yang menghasilkan mekanisme tertentu, yang
berbeda dengan perilaku waktu seperti dikenal orang. Kenyataan ini
sangat bertentangan dengan konsep waktu yang ada. Inilah yang disebut
dengan fenomena kekekacauan waktu, dimana dua dimensi waktu bekerja
bersama-sama. Subjek mendapatkan dirinya ada di masa sekarang atau masa
lalu secara bersama-sama. Pengalaman ini menimbulkan teka-teki, karena
ada kalanya orang bisa saja kehilangan orientasi ruang waktu.
Berbeda setengah abad
Batu monolit di Clava Cairns, Inverness yg diduga berfungsi sebagai pemicu kekacauan waktu yg dialami Anne May |
Kasus
aneh pertama yang berkaitan dengan kekekacauan waktu menimpa Squirrel,
seorang lelaki tua kolektor koin. Tahun 1973 ia akan membeli kantung
tempat koin-koinnya yang dia dengar-dengar dijual di sebuah warung di
Great Yarmouth, Norfolk (Inggris). Seakan pernah kesana, ia tahu persis
barang-barang yang di jual di sana. Ia sempat takjub dengan jalan
berbatu di depan toko itu. Bagian depan toko dicat warna-warni.
Ruangannya dihiasi dengan bingkai foto motif bunga, kotak uang model
kuno dan satu tempat yang penuh dengan tongkat. Sebelum sempat mengamati
semuanya, muncul seorang wanita yang mengenakan rok hitam dan blus
berlengan panjang. Rambut wanita yang rupanya penjaga toko itu disanggul
tinggi.
Perlu
dicatat tahun 1973 mode paduan kaus dengan rok sedang melanda kaum
wanita. Begitupun penampilan wanita tadi tidak membuat Squirrel merasa
aneh. Ketika Squirrell menanyakan kantung untuk koin-koinnya, wanita itu
mengeluarkannya dari sebuah kotak berisi macam-macam barang. Sementara
Squirrell menandainya dengan angka, si penjaga mengatakan kalau
orang-orang di kapal juga sering membelinya untuk tempat mata kail.
Saat Squirell akan membayar, wanita itu menyebut harga dalam shilling (uang
kuno). Hal ini tidak mengejutkan bagi Squirell yang menganggapnya
bercanda. Sebaliknya justru si pelayan yang terheran-heran ketika
Squirell memberikan koin logam senilai 5 pence (uang sekarang).
Toh si penjaga tak memberikan komentar. Selain transaksi yang aneh,
suasana di dalam warung yang hening dan tiadanya suara dari luar sempat
menimbulkan teka-teki dalam diri Squirell.
Seminggu
kemudian, Squirell sempat terkejut saat kembali ke warung untuk membeli
kantung koin. Semuanya tampak jauh berbeda dengan yang ia lihat
sebelumnya. Jalan berbatu jadi beraspal, sedangkan barang-barang di
dalam warung tampak tua dan kotor. Pelayan di warung bukan lagi si
wanita bersanggul melainkan seorang tua. Ia menolak cerita Squirrell
bahwa seorang wanita muda melayaninya minggu lalu. Benar-benar seperti
mimpi buruk. Yang paling mengejutkan ketika si pelayan mengatakan, di
warung itu tidak pernah disediakan kantung koin. Pemilik warung pun
membenarkan apa yang dikatakan penjaga tokonya.
Dalam
seminggu saja seolah jalan tua, warung dengan penjaga toko yang
berpakaian ala Edwardian, dan barang dagangannya telah hilang. Semua
tampak tidak sesuai dengan yang pernah dipikirkannya.
Dengan
penasaran Squirell melihat tanggal pembuatan kantung koin terakhir di
pabriknya. Ternyata, kantung semacam yang digunakannya dibuat tahun
1920. Sungguh aneh dan tidak masuk di akal, kekacauan waktu yang
nyata-nyata menimpa waktu lampau di atas waktu sekarang.
Apakah Squirell berjalan ke masa lalu? Tapi bagaimana mekanismenya?
Bersandar di batu
Pada 29 Mei 1973, seorang guru Norwegia, Ny. Anne May, dan suaminya mengunjungi Clava Cairns di Inverness, salah satu kumpulan dari tiga kuburan kuno yang dibuat pada awal zaman perunggu (1800 - 1500 SM). Hari itu udara cerah, burung-burung berkicauan, sementara Ny. May berjalan mengelilingi sebuah batu, lalu berbalik menuju ke sekumpulan monolit yang membentuk lingkaran. Lalu ia bersandar di sebuah tugu batu yang menghadap arah timur laut. Ia memejamkan mata dan mulai memusatkan pikiran. Ketika membuka matanya, ia melihat sekelompok orang yang mengenakan semacam tunik dari bulu dengan celana yang diikat-ikat saling silang. Orang-orang yang berambut gelap panjang ini berjalan maju perlahan-lahan untuk memindahkan sebuah batu monolit. Pemandangan yang aneh ini mungkin telah lama terjadi, tapi tak seorang pun bisa melihatnya. Namun dalam waktu singkat Ny. Anne Mary telah kembali lagi ke abad XX.
Pada 29 Mei 1973, seorang guru Norwegia, Ny. Anne May, dan suaminya mengunjungi Clava Cairns di Inverness, salah satu kumpulan dari tiga kuburan kuno yang dibuat pada awal zaman perunggu (1800 - 1500 SM). Hari itu udara cerah, burung-burung berkicauan, sementara Ny. May berjalan mengelilingi sebuah batu, lalu berbalik menuju ke sekumpulan monolit yang membentuk lingkaran. Lalu ia bersandar di sebuah tugu batu yang menghadap arah timur laut. Ia memejamkan mata dan mulai memusatkan pikiran. Ketika membuka matanya, ia melihat sekelompok orang yang mengenakan semacam tunik dari bulu dengan celana yang diikat-ikat saling silang. Orang-orang yang berambut gelap panjang ini berjalan maju perlahan-lahan untuk memindahkan sebuah batu monolit. Pemandangan yang aneh ini mungkin telah lama terjadi, tapi tak seorang pun bisa melihatnya. Namun dalam waktu singkat Ny. Anne Mary telah kembali lagi ke abad XX.
Ini
contoh lain yang bisa menjelaskan apa yang terjadi saat muncul
kekacauan waktu. Pelaku sangat tertarik sekelilingnya, namun tak
berkonsentrasi atas benda-benda itu. Kekacauan waktu hanya bisa terjadi
di tempat-tempat dan saat tertentu - yaitu saat tubuh Ny. Anne Mary
menyentuh monolit - seketika itu pula terjadi perubahan peristiwa dari
masa sekarang ke masa lalu, juga sebaliknya dari masa lalu ke masa kini.
Joan
Forman, peneliti mengenai kekacauan waktu, pun pernah mengalami hal
serupa saat mengunjungi Haddon Hall di Derbyshire. Pada suatu hari
libur, pergilah ia ke sebuah rumah yang sudah lama ia kunjungi. Saat di
halaman gedung itu ia berhenti sejenak untuk mengamati bentuk
arsitekturnya. ketika ia memasuki gerbang, tiba-tiba ia melihat empat
orang anak di tangga batu paling atas - satu balita, dua anak laki-laki
yang lebih besar, dan seorang anak perempuan yang kira-kira berumur 9
tahun. Sayang, gadis kecil itu tiba-tiba berbalik memunggunginya.
Joan
hanya sempat memperhatikan bahwa anak perempuan yang berambut pirang
sepanjang bahu itu mengenakan topi belanda berwarna putih sementara
gaunnya yang terbuat dari sutera berwarna hijau keabu-abuan dihiasi
dengan kerah renda. Anak-anak yang tampaknya sedang bergurau itu tertawa
terpingkal-pingkal, sementara Joan hanya bisa melihatnya dengan
keheranan. Tiba-tiba anak perempuan yang paling tua berbalik. Joan
berharap akan melihat seorang anak yang cantik menarik, tapi yang
dilihatnya saat itu justru raut muka lebar, hidung pesek, dan rahang
besar. Saat dia melangkah maju, segera pemandangan itu hilang. Begitupun
ia masih ingat semua kejadian itu, tawa bahagia anak-anak dan wajah
pucat si anak perempuan berambut pirang.
Joan
lalu menjelajahi seluruh bagian dalam rumah untuk mencari potret,
sebagai tanda bahwa anak itu benar pernah tinggal di Haddon. Di antara
lukisan leluhur yang tergantung di dinding tampak gambar seorang anak
berambut pirang memakai topi belanda dan rok panjang dari sutera
berwarna hijau keabu-abuan dengan kerah renda. Wajah kekanak-kanakannya
sama seperti yang dia lihat di luar. Menurut penjaga rumah itu, anak itu
bernama Lady Grace Manners.
Suara masa lalu atau masa depan
Dua contoh kejadian di atas berhubungan dengan keadaan di masa lampau, namun kekacauan waktu pun bisa terjadi dengan menggambarkan keadaan di masa depan.
Dua contoh kejadian di atas berhubungan dengan keadaan di masa lampau, namun kekacauan waktu pun bisa terjadi dengan menggambarkan keadaan di masa depan.
Suatu
kejadian yang "diramalkan" oleh seseorang yang mengalami kekacauan
waktu biasanya akan terjadi dengan tepat, terinci seperti yang
"diramalkan"nya. Biasanya pula perbedaan waktu antara "ramalan" dengan
kejadian sesungguhnya tidak lama. Hanya sampai hitungan jam atau hari.
Jarang sekali yang berjarak waktu sampai berminggu-minggu atau
berbulan-bulan, kecuali yang di alami Tessa G. dan R.H. Hodgskin dari
Birmingham.
Dalam
suatu kesempatan berlibur di London tanggal 20 April 1975, kedua gadis
itu mengunjungi The Tower of London, monumen bersejarah yang tak lepas
dari peristiwa sedih dan teror yang menimpanya. Namun saat berada di
menara bercat putih itu yang mereka rasakan adalah ketenangan dengan
hanya beberapa orang pengunjung.
Setelah
beberapa waktu mengamati koleksi senjata di sana-sini, mereka merasakan
suatu tekanan udara aneh yang tiba-tiba menyergap mereka. Bergegas
mereka berusaha keluar dari ruangan itu. Namun ketika berada di
tengah-tengah tangga, tiba-tiba Tessa menengok ke arah Hodgskin, "Aku
mendengar banyak kanak-kanak berteriak." Hodgskin bingung karena ia
tidak mendengar apa-apa, hanya dengung pembicaraan beberapa pengunjung
di lantai bawah.
Lukisan Salvador Dali "Kacaunya kekuatan daya ingat", menggambarkan mimpi buruk yang terangkai dengan jam yang luluh. Hal ini mewakili tidak adanya batas kaku akan waktu ciptaan manusia |
Beberapa
menit kemudian Tessa menjerit karena mendengar jeritan anak-anak
meminta tolong. Tetap saja Hodgskin tak bisa membantu karena ia tak
mendengar apa-apa. Saat itu mereka belum menyadari adanya kekacauan
waktu yang menimpa Tessa. Namun Tessa sangat yakin telah mendengar
tangisan anak-anak yang sangat mengganggu itu. Anehnya,
teriakan-teriakan itu langsung hilang saat mereka keluar ruangan.
Beberapa
bulan kemudian, ketika kedua gadis itu telah melupakan apa yang mereka
alami, sebuah bom yang ditanam oleh teroris meledak di Menara Putih itu.
Ledakan itu sempat mengambil beberapa korban jiwa dan korban luka-luka
termasuk di antaranya anak-anak.
Apa
sesungguhnya yang didengar oleh Tessa? Pantulan suara-suara yang
mengenaskan dari peristiwa sedih beberapa tahun sebelumnya? Ataukah itu
jeritan anak-anak yang menjadi korban bom yang melewati batas waktu
sehingga terdengar di masa sebelumnya?
Kasus
lain menimpa seorang pemuda dari Bourne End. Pemuda yang juga anggota
Angkatan Udara Inggris, RAF, ini dikirim bertugas seiring dengan
pecahnya perang tahun 1939.
Beberapa
bulan kemudian teman wanitanya dalam keadaan antara sadar dan tertidur
melihatnya terkapar penuh luka di atas sebuah rakit. Melihat keadaannya,
tipis kemungkinannya untuk bisa bertahan hidup. Samar-samar pemuda itu
memintanya untuk memberitahukan saudara perempuannya bahwa ia telah
ditembak jatuh dan selama berhari-hari terapung-apung di atas rakit itu.
Beberapa hari kemudian gadis ini mengunjungi rumah keluarga pemuda itu,
malah ia bertemu sang pemuda dalam keadaan sehat. "Mimpi konyol!" ujar
gadis itu terhadap mimpinya.
Dua
tahun berlalu sebelum akhirnya ia membaca di sebuah koran tentang
sesosok mayat pemuda ditemukan di atas rakit. Kasus aneh yang jarang
sekali terjadi karena beda waktu "mimpi" dan kejadian sesungguhnya yang
cukup lama.
Gelombang penyampai informasi
Beberapa penelitian yang mencoba mengungkapkan kasus ini menemukan beberapa ciri yang sering kali muncul dalam masalah kekacauan waktu, yaitu pemicu untuk "menyalakan" peristiwa itu, sejumlah peristiwa mendadak yang dialami pelaku, sensasi merasakan kehidupan di tempat yang punya hubungan dengan masa lalu atau masa depan, perasaan menjadi satu bagian dari pengalaman atau peserta kejadian itu, dengan jelas dirasakan hilangnya suara-suara masa kini, dan munculnya sinar-sinar aneh yang biasa jadi batas antara dua perbedaan keadaan waktu, biasanya sinar ini berwarna keperakan.
Beberapa penelitian yang mencoba mengungkapkan kasus ini menemukan beberapa ciri yang sering kali muncul dalam masalah kekacauan waktu, yaitu pemicu untuk "menyalakan" peristiwa itu, sejumlah peristiwa mendadak yang dialami pelaku, sensasi merasakan kehidupan di tempat yang punya hubungan dengan masa lalu atau masa depan, perasaan menjadi satu bagian dari pengalaman atau peserta kejadian itu, dengan jelas dirasakan hilangnya suara-suara masa kini, dan munculnya sinar-sinar aneh yang biasa jadi batas antara dua perbedaan keadaan waktu, biasanya sinar ini berwarna keperakan.
Sementara
ciri-ciri fisik yang dirasakan adalah pelaku bisa melihat, kadang
mendengar, dengan cara yang tidak biasa, dan merasa kehilangan arah. Tak
sedikit mereka yang merasakan seperti terjadi gempa bumi atau petir
yang menggelegar. Beberapa merasakan kesemutan atau seperti terjun ke
dalam lubang yang dalam. Para ahli menilai semua itu sebagai pengaruh
dari gelombang listrik berperan dalam peristiwa itu.
Contoh
munculnya pemicu adalah seperti yang dialami Anne May dan Joan Forman.
Peristiwa yang dialami oleh Anne May ditandai dengan adanya batu tempat
ia bersandar. Batu ini yang diduga sebagai pemicu keadaan transisi,
seperti tombol yang ditekan untuk menyalakan TV. Sedangkan Joan diduga
telah menginjak tempat tertentu dan tepat saat ia melangkah dari tempat
itu semua yang ia lihat lenyap.
Ada
juga yang mengaitkan pengaruh gelombang elektromagnetik dengan
tersedianya informasi di suatu tempat. Di perkirakan setiap benda (sebut
sebagai sumber I) yang ada disekitar kita mengandung informasi yang
terus-menerus menyampaikan pesan mengenai ciri fisiknya (warna, bentuk,
tekstur, situasi) dengan perantaraan gelombang tertentu yang belum juga
dapat dideteksi. Beberapa informasi ini lalu ditangkap dan diserap oleh
benda (sumber II) di sekitarnya, dan pada saat tertentu ia meneruskan
gelombang ini. Setiap orang yang berada di sekitar itu pada saat
tertentu tersebut, dan tingkat gelombang otak yang sama dan tepat untuk
menerima gelombang itu maka akan mendapatkan gambaran atau suara yang
dikirimkan oleh benda pertama.
Contoh
singkatnya, pada saat seseorang marah atau tertekan bisa saja ia
mengirimkan gelombang-gelombang ke udara yang akan ditangkap oleh
benda-benda yang suatu saat akan meneruskannya lagi ke orang-orang
tertentu.
Lalu
gelombang jenis apa yang bisa menyampaikan gambar dan suara melewati
batas waktu? Meskipun belum terdeteksi, hal ini membuat para ahli
menarik kesimpulan bahwa semua benda mengeluarkan gelombang.
Teori
lain yang dinamakan teori mekanika kuantum mendasarkan pemahaman atas
banyaknya atom di muka bumi ini, sedangkan elektron yang terdapat
didalam atom itu mampu bergerak maju dan mundur. Hal ini pula yang
menyebabkan suatu benda mampu bergerak maju maupun mundur.
Kalau
benar, kita dan seluruh isi dunia ini sudah bisa ditentukan jalan
hidupnya terlebih dahulu dan masa depan kita sudah terpampang di depan
mata, bahkan dilihat oleh para pendahulu kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar