Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Selasa, 17 Januari 2012

Pelajar Jual Diri Meningkat Tajam

Pontianak – Kalangan remaja di Kota Pontianak tertular Infeksi Menular Seksual (IMS) dalam dua tahun terakhir cenderung meningkat. Mereka tertular akibat gaya hidup pergaulan bebas atau terlibat dalam dunia prostitusi. Padahal korban mayoritas masih duduk di bangku sekolah. Berdasar data Yayasan Nanda Dian Nusantara (YNDN), lembaga sosial yang bergerak di bidang perlindungan anak mencatat, sebanyak 111 anak di Kota Pontianak tertular IMS pada 2010. Jumlah tersebut melonjak naik pada 2011. Terhitung Januari hingga Mei sudah tercatat 130 anak yang tertular. Semua korban berusia belia dan duduk di bangku SMP maupun SMA.
Ketua YNDN, Devi Tiomona mengatakan, data tersebut mengacu pada kasus yang ditangani. Korban bersedia datang untuk mengutarakan permasalahan yang menimpanya. Hampir secara menyeluruh para korban tertular IMS karena menjalani praktik prostitusi.
“Remaja yang tertular IMS kita interview. Buat mengetahui penyebab latar belakang bisa tertular. Hasilnya, memprihatinkan. Karena terlibat dunia prostitusi. Selain akibat pergaulan bebas, korban terkesan biasa bila menjual diri. Padahal dampak IMS sangat berisiko terjangkit HIV/AIDS,” kata Devi.
Dia menambahkan, selalu mengonfirmasi ke sekolah korban. Tiap kali menerima pelajar yang tertular IMS di yayasannya, Devi memastikan kebenaran statusnya sebagai pelajar sekolah yang disebut. Hingga memperoleh data, mereka yang positif IMS itu sering bolos sekolah. Bahkan meninggalkan sekolah pada saat jam pelajaran berlangsung. Alasannya ada keperluan keluarga.
“Biasa memang ada yang datang menjemput. Penjemput mengaku sebagai pihak keluarga. Dalihnya banyak macam untuk meyakinkan pihak sekolah agar bersedia memberi izin. Antara lain keluarga sakit atau meninggal dunia. Ini merupakan hasil pengecekan kita ke sekolah terhadap para korban,” kata Devi.
Devi menambahkan, cara demikian hanya salah satu kerja jaringan prostitusi kalangan pelajar. Bahkan terkadang orang tua di rumah sama sekali tidak mengetahui. Sebab di lingkungan keluarga, para korban tidak jarang dikenal sebagai anak baik. Bahkan taat menjalankan ibadah.
“Prostitusi yang melibatkan anak mempunyai jaringan tersendiri dan begitu rapi. Kita bisa tahu berdasar atas keterangan korban yang pernah ditangani. Dalam setiap hari setidaknya dua pelajar datang ke yayasan. Mereka kebanyakan positif tertular IMS,” papar Devi. (sul)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar