Pontianak – Rencana kenaikan harga bahan bakar
minyak (BBM) April mendatang tidak memengaruhi stok beras di Kalbar.
Badan Urusan Logistik (Bulog) Kalbar malah sudah menyiapkan 5,2 juta ton
beras miskin untuk 14 kabupaten/kota.
“Untuk mengantisipasi kenaikan BBM ini kita tetap akan menebus
raskin. Kita pastikan untuk tiga bulan ke depan stok beras aman. Bahkan
kemarin sudah masuk lagi satu kapal,” kata Haryo Bawono, Kepala Bulog
Divisi Regional Kalbar kepada Equator, Rabu (14/3).
Dijelaskan dia, raskin yang sudah disalurkan ke daerah-daerah masih belum semuanya diambil. Tertinggi yang sudah terealisasi Kota Pontianak sekitar 80 persen. Dari total selama tiga bulan ini terkecil Kabupaten Landak.
“Saya menjamin kenaikan BBM nanti tidak berpengaruh. Harga untuk raskin masih tetap Rp1.600. Untuk masyarakat miskin aman, karena kita mengamankan untuk masyarakat miskin terlebih dahulu,” papar Haryo.
Haryo mengimbau masyarakat untuk mengambil bagiannya yang sudah dikirim ke masing-masing daerah-daerah karena jumlahnya yang masih belum diambil cukup besar sekitar 60 persen.
“Tetapi saya yakin masyarakat mengambilnya secara serempak untuk tiga bulan sekaligus. Per bulannya masing-masing kebagian 15 kg. Berarti kalau tiga bulan sekaligus jatahnya 45 kg,” tutur Haryo.
Berkenaan rencana Disperindag Kalbar yang akan berkoordinasi untuk mengantisipasi lonjakan harga beras ketika BBM naik, Haryo menyatakan siap. Termasuk juga menyiapkan stok untuk pasar murah yang direncanakan. Itu akan diambil dari stok beras provinsi. (kie)
Dijelaskan dia, raskin yang sudah disalurkan ke daerah-daerah masih belum semuanya diambil. Tertinggi yang sudah terealisasi Kota Pontianak sekitar 80 persen. Dari total selama tiga bulan ini terkecil Kabupaten Landak.
“Saya menjamin kenaikan BBM nanti tidak berpengaruh. Harga untuk raskin masih tetap Rp1.600. Untuk masyarakat miskin aman, karena kita mengamankan untuk masyarakat miskin terlebih dahulu,” papar Haryo.
Haryo mengimbau masyarakat untuk mengambil bagiannya yang sudah dikirim ke masing-masing daerah-daerah karena jumlahnya yang masih belum diambil cukup besar sekitar 60 persen.
“Tetapi saya yakin masyarakat mengambilnya secara serempak untuk tiga bulan sekaligus. Per bulannya masing-masing kebagian 15 kg. Berarti kalau tiga bulan sekaligus jatahnya 45 kg,” tutur Haryo.
Berkenaan rencana Disperindag Kalbar yang akan berkoordinasi untuk mengantisipasi lonjakan harga beras ketika BBM naik, Haryo menyatakan siap. Termasuk juga menyiapkan stok untuk pasar murah yang direncanakan. Itu akan diambil dari stok beras provinsi. (kie)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar