Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Senin, 27 Februari 2012

Jaringan Bisnis Gelandangan dan Pengamen Masih Marak

KEDIRI - Kepolisian Resor Kota Kediri dan Satuan Polisi Pamong Praja setempat terus berjibaku mengatasi maraknya aktivitas trafficking di daerah tersebut.

Jaringan yang terorganisir diduga mengendalikan pengerahan anak-anak dan remaja untuk dijadikan gelandangan maupun pengamen. Mereka secara periodik didistribusikan ke daerah-daerah di Jawa Timur, termasuk Kota Kediri.

Kepala Satuan Reserse dan Kriminalitas Polresta Kediri Ajun Komisaris Didit Prihantoro menjelaskan, pihaknya masih terus memperdalam penyelidikan untuk menguak modus operandi jaringan tersebut. . “Kami sudah mencurigai pergerakan ini sejak lama,” katanya, Senin (7/3).

Didit meyakini aktivitas pendistribusian gelandangan tersebut tidak dilatari masalah sosial semata, melainkan sudah masuk ranah kriminalitas, khususnya trafiicking. Modusnya adalah perdagangan anak-anak dan remaja untuk kemudian dipekerjakan sebagai gelandangan maupun pengamen.

Didit menjelaskan, pihaknya sudah mengidentifikasi pola pendistribusian, termasuk daerah asal atau yang menjadi kantong anak-anak dan remaja tersebut, serta kendaraan yang biasa digunakan untuk mengangkut anak-anak dan remaja ke daerah yang dituju.

Namun, untuk kepentingan penyelidikan, Didit enggan menjelaskannya secara lebih terperinci. Didit mengatakan, kasus tersebut saat ini menjadi prioritas untuk dituntaskan untuk menyelamatkan anak-anak dan remaja dari kegiatan trafficking.

Kepala Satpol PP Kota Kediri Muhammad Ivantoro juga mengatakan hal yang sama. Petugas Satpol PP merasa kewalahan menghalau mereka.

Minggu dini hari (6/3), sekitar pukul 01.30 WIB, sebanyak sembilan orang anak-anak dan remaja ditemukan diangkut dengan kendaraan bak terbuka. Mereka diturunkan di dekat sebuah pusat perbelanjaan, dan langsung disebar ke sejumlah lokasi yang biasanya menjadi pusat keramaian pada siang dan malam hari. “Sepertinya ada yang mengkoordinir,” ujar Ivantoro.

Saat petugas Satpol PP melakukan pengejaran, kendaraan pengangkut menghilang ke arah luar kota.

Untuk meminimalisir keberadaan mereka, petugas Satpol PP segera melakukan razia pagi hari tadi. Setelah melakukan perburuan di sejumlah pusat perbelanjaan dan jalan protokol, sebanyak 15 gelandangan dan pengamen berhasil ditangkap.

Selain sembilan orang yang baru tiba Minggu dini hari, tampaknya sudah lebih dahulu didistribusikan sejumlah anak dan remaja lainnya.

Beberapa di antara yang berhasil ditangkap masih berusia di bawah umur. Sempat terjadi aksi kejar-kejaran dan teriakan histeris saat petugas mengangkut mereka ke atas kendaraan.

Petugas mengalami kesulitan menguak asal usul mereka. Bahkan sulit diungkap pihak yang mengkoordinir dan mendatangkan mereka ke Kediri. Anak-anak dan remaja itu lebih banyak bungkam ketika ditanya petugas.

Bahkan mereka mengaku tidak tahu asal daerahnya karena telah beberapa kali berpindah daerah operasi. “Alamat asalnya sudah tidak jelas,” ucap Ivantoro.
Merekapun tidak bersedia mengungkap berapa penghasilannya per hari yang ditargetkan oleh koodinatornya, juga tidak mau menjelaskan berapa jumlah yang harus disetorkan kepada koordinatornya.

Dari sikap anak-anak dan remaja tersebut yang tertutup, sangat kuat dugaan mereka adalah bagian dari jaringan bisnis anak-anak dan remaja dengan tameng gelandangan maupun pengamen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar