Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Senin, 27 Februari 2012

TV & Jejaring Sosial Penyebab Perilaku Seks Bebas di Kalangan Siswa

SURABAYA - 'Hotline' Pendidikan Surabaya menyebutkan sekitar 45 persen siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Pahlawan tersebut berpandangan seks bebas terhadap orang yang mereka sayangi (pacar) itu boleh. Sementara sekitar 14 persen dari mereka mengaku sudah melakukannya.
Yang Menyedihkan, pandangan seks bebas di kalangan siswa ini akibat pengaruh tayangan televisi dan jejaring sosial seperti facebook (FB) dan twitter yang kini populer di masyarakat.
Ketua 'Hotline' Pendidikan Surabaya Isa Ansori mengungkapkan, dampak siaran televisi terhadap perilaku seks bagi kalangan pelajar, sangat besar sekali. Apalagi pengaruh dari teman dan jejaring sosial.
Dari survei terhadap perilaku seks di kalangan siswa yang dilakukan selama September sampai Desember 2011, pengaruh dari televisi sekitar 52 persen, teman 42 persen dan jejaring sosial 27 persen.
"Ada 82 anak korban pelecehan seksual maupun 'trafficking' (perdagangan anak) yang kami tangani. Kebanyakan dari mereka mengaku salah pergaulan," kata Isa saat bersama-sama 13 korban 'trafficking' mendatangi gedung DPRD Surabaya, Jumat (10/2).
Sementara itu, dari pengakuan salah seorang anak korban eksploitasi seksual yang namanya enggan ditulis mengatakan, dirinya terjerumus menjadi korban kekerasan seksual pada saat kelas II SMA.
"Awalnya saya pacaran. Saya kenal sejak lulus SD. Tapi semenjak itu saya terjun ke jalan sesat hingga akhirnya seperti ini," kata gadis yang kini sedang berbadan dua ini.
Dari pacaran tersebut, gadis tersebut mengaku menjadi budak nafsu dari pacarnya hingga akhirnya dijual ke pria hidung belang dan akan dijual lagi ke Kalimantan. Namun aksi tersebut dibongkar polisi, saat mereka akan berangkat melalui Pelabuhan Tanjung Perak.
Ketua Komisi D DPRD Surabaya Baktiono mengatakan pihaknya akan memanggil pihak-pihak terkait seperti halnya Asisten II Sekkota Surabaya, Dinas Pendidikan, Satpol PP, Bakesbanglinmas, dan pihak-pihak kompeten lainnya untuk membicarakan persoalan ini.
"Jangan ada lagi eksploitasi terhadap anak di Surabaya. Peran orang tua dan sekolah sangat penting dalam hal ini," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar