Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Rabu, 18 Januari 2012

Bantah Nge-sex Suka Sama Suka

Korban Dukun Cabul Mengaku Dihipnotis ‘Abah’

KETAPANG. Nr, 41, dan putirnya My, 21, warga Payak Kumang yang merupakan korban dari dukun cabul, Abah, 78, warga Kecamatan Martapura, Kalsel, mengaku telah dihipnotis oleh Abah. Nr, pun membantah hubungan seks tersebut atas dasar suka sama suka, seperti yang diakui Abah.

“Kalau saya melakukannya atas dasar suka sama suka untuk apa lapor polisi. Selain itu untuk apa dilakukan di kamar mandi. Kenapa tidak di atas kasur saja,” bantah Nr, mengklarifikasi pernyataan Abah, kemarin.

Ketika ditemui di kediamannya di kawasan Payak Kumang, Nr, dan putrinya mengaku telah dihipnotis oleh Abah. Pasalnya Nr, mengaku ketika disetubuhi si dukun cabul tersebut, dirinya tak dapat melakukan apa-apa. Padahal ia mengaku di dalam hatinya seperti ingin berontak. Sementara mulutnya seperti ‘terkunci’.

“Waktu itu (saat kejadian, red) saya ingin membantah. Tapi mulut saya seperti berat untuk mengatakannya. Bahkan selesai melakukan persetubuhan itu, Abah sempat bilang ‘enak ndak’,” akunya.

Ia juga menilai pernyataan abah di Mapolres Ketapang beberapa waktu lalu banyak yang tak sesuai dengan kenyataan. Kepada wartawan koran ini, Nr, yang juga didampingi oleh mantan suaminya, Rustam, 52, warga Kampung Padang Kecamatan Benua Kayong menceritakan kejadian yang dialaminya.

“Awalnya saya diberitahu oleh sepupu saya kalau ada dukun yang dapat mengobati nasib sial. Bahkan sepupu saya itu mengatakan dukun itu adalah seorang habib. Biasa dipanggil Abah,” tuturnya.

Nr, juga diberitahu, si dukun membuka praktiknya di Hotel Bersaudara di kawasan Jalan Diponegoro. Singkat cerita, akhirnya ia dan putrinya yang juga seorang janda berangkat menuju hotel tersebut. Sesampainya di sana ternyata bukan dirinya saja yang ingin berobat. Ia mengatakan ada sekitar enam pasien lainnya yang semuanya wanita.

“Saya kebetulan adalah pasien terakhir. Awalnya Abah menerawang tangan saya. Katanya saya punya tahi lalat di dada. Tahi lalat itulah kata Abah yang menyebabkan nasib sial. Abah mengatakan tahi lalat itu harus dibuang,” ungkapnya.

Nr, mengaku membenarkan pernyatan Abah perihal tahi lalat tersebut. Diakuinya memang ada dua tahi lalat yang terletak di antara dua payudaranya. Bahkan ketika itu, Nr, mengaku sempat menyibak bajunya untuk memastikan adanya tahi lalat tersebut. Hanya saja ketika itu, kata dia, disaksikan oleh pasien-pasien lainnya.

“Dan dilakukan di kamar. Abah juga bilang tahi lalat itu harus dicabut. Mencabutnya harus dengan jarum emas. Selain itu saya harus bayar Rp 100 ribu untuk biaya pencabutan tersebut,” terangnya.

Setelah itu, Abah memerintahkan Nr, untuk masuk ke dalam kamar mandi. Alasannya adalah korban hendak dimandikan dengan air kembang. Nr, mengaku ketika itu diperintahkan tersangka untuk menanggalkan pakaiannya dan mengganti dengan kain putih (berkemban, red). Bahkan waktu mengganti pakaian, lanjutnya, tersangka berada di kamar mandi.

“Dia kemudian menyiram pundak saya dengan air kembang, hanya satu rupa, bukan kembang tujuh rupa. Ketika berdiri itu, dia (Abah, red) menyibak kain kemban saya lalu menyetubuhi saya. Dia menyetubuhi saya dua kali, ketika berdiri dan jongkok,” paparnya.

Mengaku masih dalam keadaan terhipnotis, usai ‘digoyang’ dua kali itu, Nr, pun pulang. Meski demikian mulutnya ingin berbicara, tapi tetap saja tak bisa. Beberapa hari kemudian ia pun menanyakan kepada sepupu yang mengenalkan Abah dengan dirinya itu.

“Saya ceritakan dan sepupu saya heran. Kami akhirnya menyusul abah ke Hotel. Tapi sudah tidak ada. Berkali-kali saya telepon untuk menanyakan cara pengobatan Abah tersebut,” tuturnya.

Lantaran tak menemukan tersangka, Nr, mengaku sempat gelisah. Untungnya ketika itu ia ingat kalau Abah akan pergi. Ia kemudian menyuruh putrinya untuk menyusul ke pelabuhan Sukabangun.

Dikatakannya ketika melihat putrinya itu Abah malah mengendap-endap agar tak terlihat. Untungnya ketika itu, putrinya segera meneleponnya. Tak beberapa lama kemudian ia pun sampai di pelabuhan. Nr, kemudian meminta kepada polisi di pelabuhan tersebut untuk menangkap tersangka.

“Jadi tidak benar kalau saya datang ke pelabuhan tersebut untuk meminta uang. Saya belum sempat berkomunikasi dengan dia (Abah, red),” tutupnya.

Sementara itu, mantan suami korban, Rustam, meminta agar pihak Polres menindak tegas Abah. Pasalnya tersangka bukan hanya ‘menggarap’ mantan istrinya tapi juga mencabuli anaknya. Ia pun meminta Abah dihukum seberat-beratnya. (KiA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar