Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Rabu, 18 Januari 2012

Perawan Direnggut di Bangku SMP

Mengintip Pergaulan ABG Landak (4)

Oleh: Kundori



Reni (nama samaran) sadar telah menjalin hubungan dengan pacarnya melampaui batas. Dia sudah terlalu jauh menjalin hubungan dengan lelaki pada usia sekolahnya. Alasannya karena kondisi hidup serba kekurangan.

Hidup di kota dan jauh dari keluarga menjadi tantangan besar bagi Reni. Apalagi ngekos dan mengharap uang kiriman dari orangtua di kampung. Sementara uang yang dikirim tidak cukup baginya untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti teman-temannya. Di sekolah, teman-teman Reni hidup penuh kemewahan. Ingin sekolah sambil kerja tidak mungkin ia lakukan. Apalagi waktu sekolah dihabiskan dari pukul 07.00 hingga 14.00 siang. “Ya, manfaatkan pacar untuk membantu biaya hidup,” ujar Reni.

Siswi kelas dua SMA itu sudah tidak canggung lagi berkencan sama pacarnya. Perilaku seprti itu sudah dilakukannya sejak duduk di bangku SMP. Bahkan selama di SMA  ini sudah lima laki-laki yang pernah menjadi pacar Reni. Rata-rata mereka sudah mencicipi tubuh seksi ABG itu. Bagi Reni, kalau sudah tidak cocok lagi, lebih baik diputuskan saja. Tolak ukur tidak cocok hanya dilihat dari duit pacarnya. Kalau laki-laki susah keluar uang dalam menjalin hubungan dirinya, maka segera diputuskan. “Awal-awalnya tidak pelit, setelah beberapa kali dilayani, malah jadi pelit. Maunya minta dilayani terus, tapi untuk beli pulsa saja tak mau keluar duit,” ujar Reni.

Sekarang dirinya tengah menjalin hubungan khusus dengan lelaki dari kalangan berduit. Memang umurnya lumayan dewasa, tapi sangat perhatian pada dirinya. Hampir tiap malam selalu datang di kos membawa makanan. “Ya, di kasih ya kita terima,” ungkap Reni.

Bahkan, menurut Reni, laki-laki itu sering menjemputnya di kos. Biasanya pakai sepeda motor, tetapi dalam dua minggu terakhir ini dara manis itu dijemput menggunakan mobil pribadi. Pria itu sering ngajak jalan-jalan keliling Kota Ngabang. Kadang kalau malam Minggu sampai di Pontianak. “Pastinya nginap di Hotel yang megah,” aku Reni.

Di hotel, Reni dan pacarnya bertingkah seperti pasangan suami-istri. Pacarnya selalu berhati-hati ketika bersetubuh dengan Reni. Khawatir hamil, laki-laki itu selalu menggunakan kondom. Mungkin ini sebagai langkah untuk menyembunyikan kenakalan keduanya agar tidak ketahuan orang lain. Reni berupaya menjaga perutnya agar tidak buncit di usia sekolah. Laki-laki itu juga menjaga hubungan gelapnya dengan Reni agar tidak ketahuan dari istri dan anaknya.

“Mau apalagi yang dipertahankan. Saya sudah tidak perawan sejak duduk di kelas dua SMP. Dulu yang merenggut pertama kali perawan saya adalah pacar saya sendiri, anak SMA. Ketika putus lama tak ketemu dia sudah kuliah di luar Kalbar,” cerita Reni.

Berhubungan intim dengan pacar sudah tidak asing lagi bagi Reni. “Kalau sama pacar saya yang masih sekolah, suka buat yang aneh-aneh, main pakai jari atau raba-raba untuk mencari kenikmatan. Tapi dengan pacar yang sudah dewasa ini langsung main tancap saja,” kata Reni sambil ketawa.

Menurutnya, semua itu dilakukan untuk membalas budi dengan lelaki itu. Karena sudah banyak membantu dirinya memenuhi kebutuhan hidupnya. “Yang penting asal tak hamil. Kalau dia tak pakai kondom, saya tak mau melayaninya,” ujar Reni.

Reni tidur di Hotel di Pontianak dengan pacarnya tak pernah lama. Sabtu siang berangkat, lalu Minggu pagi pulang lagi ke Ngabang. Karena memang pacarnya juga sempatnya pada hari-hari libur juga. Termasuk dirinya kalau malam Minggu tidak ada beban untuk belajar. (bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar