Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Rabu, 18 Januari 2012

Sempat Tobat Setengah Tahun

Kisah PNS Punya Istri Simpanan (5)

Oleh Syamsul Arifin

Menghilangkan mental buruk menjadi baik tidaklah mudah. Butuh kesungguhan dan tekad kuat untuk mengubahnya.

Alex benar-benar tak berkutik ketika istrinya, Diana memergoki sedang “gituan” dengan Tuti di sebuah hotel di Pontianak. Alex tidak bisa menyangkal lagi. “Sekarang papa pilih, mau cerai atau tobat tidak lagi berhubungan dengan wanita sialan ini,” tanya Diana kepada Alex sambil tangannya menunjuk Tuti yang ketakutan di atas spring bed.

“Ampun, Ma. Maafkan papa. Papa tobat,” sembah Alex kepada Diana. Diana melampiaskan semua kekesalan terhadap suami yang telah memberikannya tiga anak itu. Semua hal baik mengenai suaminya, keluar dari mulutnya. Alex hanya bisa mendengarkan tanpa bisa melawan.

Mendengar pertengkaran itu, Tuti diam-diam berkemas. Satu per satu pakaian dikenakan. Saat ada kesempatan, dia mencoba untuk keluar kamar hotel. “Hei..wanita sialan. Jangan coba-coba lagi untuk menggoda suami saya. Pergi dan pulang. Kalau sempat ketahuan lagi, saya tak segan-segan melaporkan kalian ke polisi,” ancam Diana kepada Tuti.

Tuti hanya bisa mengangguk. Dia cepat keluar sambil menangis. Alex hanya memperhatikan Tuti keluar tanpa bisa dicegahnya. Ketika Tuti pergi, tinggallah Alex dengan Diana di dalam kamar itu. Lagi-lagi Diana mencurahkan seluruh amarahnya kepada Alex.

“Apalagi yang kurang, Pa? Kita sudah punya rumah, tiga anak. Bahkan, ketika papa minta belikan mobil, mama belikan. Ternyata, semua itu bukannya papa mencintai keluarga, justru sebaliknya. Kalau papa memang mau minta cerai, mama siap,” ancam Diana.

“Papa minta maaf, Ma. Papa bersumpah atas nama Tuhan tidak mengulangi perbuatan ini lagi,” sumpah Alex meyakinkan istrinya. Mendengar sumpah itu, amarah Diana mereda. Tidak ada hal yang bisa dipercaya lagi selain sumpah atas nama Tuhan. Kedua suami istrinya lalu pulang ke rumah. Alex yang semula dengan Tuti, kali ini dengan istri sahnya. Adik Diana yang mengantarkannya, pulang sendiri pakai sepeda motor. Sementara Tuti, menghilang begitu saja. Besar kemungkinan, Tuti pulang.

Namun, Alex dan Diana tidak memikirkan lagi kemana perginya wanita perusak keluarga mereka itu. Sepanjang perjalanan, Diana lebih banyak menangis. Alex yang semula tak begitu hirau dengan istrinya, sering meminta Diana tidak menangis. Mereka tiba di rumah dengan muka masam. Anak mereka menganggap ayah dan ibunya tidak ada masalah.

Pasca kejadian itu, Alex benar-benar tobat. Namun, dia lebih banyak diam ketika berada di rumah. Begitu juga Diana. Kadang, Alex berusaha untuk menyayangi anak dan istrinya.

Perlahan tapi pasti, kejadian memalukan itu mulai dilupakan. Diana semakin sibuk dengan tugasnya sebagai kepala sekolah. Begitu juga Alex semakin aktif dalam kerja dan aktivitas di masyarakat. Jiwa sosialnya yang tinggi membuatnya sering keluar rumah. Ketika semua sudah berjalan normal, terbesit dalam otak Alex dengan Tuti.

Usai pulang kerja, dia mampir ke kafe tempat selama ini Tuti bekerja. Ternyata Tuti ada di kafe. Semula Tuti tidak mau menemui Alex. Namun, Alex memiliki cara jitu untuk kembali merangkul Tuti. Memang, hubungan mereka tak seakrab dulu, tapi Alex terus menggoda Tuti.

Dari pertemuan itu, sakit Alex seperti kambuh lagi. Kebiasaannya untuk menikmati wanita lain, muncul lagi. Dia lupa kejadian di hotel enam bulan lalu. Dia lupa akan sumpahnya. Dia lupa ketika diomelin oleh istrinya sendiri. Dia lupa dengan anak-anaknya yang semakin besar.

“Saya tak bisa melupakan Tuti. Dia tidak sekadar kekasih, tapi tempat saya untuk melampiaskan nafsu berahi saya yang tinggi. Kenapa saya kembali berhubungan dengan Tuti, karena dia penurut, dan tak betingkah. Tidak seperti wanita lain yang umumnya matre, dan tak pandai menjaga hubungan,” jelas Alex mengenang kisah lalunya. Kisah seru Alex akan semakin seru esok, nantikan! (bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar