Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Rabu, 18 Januari 2012

Selalu Ada Rapat di Pontianak

Kisah PNS Punya Istri Simpanan (3)

Oleh Syamsul Arifin

Sekali berbohong akan mudah berbohong berikutnya. Akhirnya, menjadi kebiasaan.

Hubungan Alex dengan Tuti semakin intim. Kedua insan beda jauh umur itu sudah seperti suami istri. Walau dipandang orang keduanya bak ayah dan anak, tapi mereka tidak peduli. Hubungan terlarang tersebut tetap mereka lakukan. Tentunya, itu masih rahasia di mata istri, anak, dan keluarganya.

Pegawai negeri sipil itu selalu saja punya kesibukan. Setiap hari kerja, dia memang pergi kerja. Dari rumah dia selalu pamitan dengan istri dan anaknya untuk bekerja. Semua itu dilakukan secara normal, tanpa curiga sedikitpun oleh istrinya.

Bila hari libur (Sabtu dan Minggu), Alex selalu mencari alasan untuk pergi keluar kampungnya. Kebetulan Alex memiliki sosial tinggi, banyak masuk organisasi, dan aktif segala kegiatan di desa maupun di kantornya. Istrinya mengetahui kesibukan suaminya. Alex justru banyak menikmati tambahan pendapatan dari aktivitasnya tersebut.

“Setiap kali ada keuntungan, saya pasti ngasih istri di rumah. Saya jelaskan uang tersebut. Dia suka dan percaya begitu saja apa yang saya lakukan di luar,” jelas Alex.

Di celah-celah kesibukannya itu, Alex memanfaatkan betul situasi seperti itu. Dia memanfaatkan untuk berhubungan intim dengan Tuti. “Ma, saya pergi dulu. Ada rapat di Pontianak. Jaga anak-anak ya!” pinta Alex kepada istrinya setiap kali meninggalkan rumah untuk pergi ke Pontianak.

Begitu turun dari rumah, Alex sudah janjian dengan Tuti. Alex akan menjemputnya di suatu tempat. Tuti sudah menunggu di tempat yang telah ditentukan. Demikian praktik back street yang dilakukan Alex.

“Saya memang ada rapat di Pontianak. Itu saya manfaatkan untuk menjemput Tuti. Saya biasa sewa hotel di Flamboyan. Di situlah, saya dan Tuti menghabiskan waktu bak suami istri. Tuti memang masih sangat muda, tapi itu bukan berarti saya tidak mampu meladeninya, ha..ha..ha..,” tawa Alex sambil menikmati makanan padang.

Dalam kesempatan itu, Tuti biasanya banyak permintaan. Selain biaya sekolah, Tuti memanfaatkan situasi itu untuk belanja. “Tuti memang manja. Ada saja permintaannya. Minta belikan HP-lah, pakaian, tas, sepatulah. Kalau saya ada duit, memang saya belikan. Dia telah memuaskan saya, wajar dong kalau segala permintaannya saya penuhi. Tentunya, sebatas kemampuanlah,” ujar pria yang pernah menjadi guru ini.

Ketika semua sudah menikmati apa yang diinginkan, kedua insan itu pulang. Alex mengantarkan Tuti ke rumahnya di Mempawah. Sementara Alex pulang ke rumah menjumpai istri dan anak-anak. Dia menyapa istri dan anaknya dengan penuh kasih sayang. Semua berjalan normal, seolah-olah tak ada persoalan.

“Bila ada libur lagi, saya selalu mencari alasan untuk pergi ke Pontianak. Untungnya, istri tidak curiga. Kesempatan itu terus saya manfaatkan untuk bersama dengan Tuti. Praktik ini sudah lama berjalan. Tidak ada dari pihak istri yang tahu. Itu sebabnya, saya dan Tuti merasa enjoy menikmati hidup tanpa ikatan nikah,” aku Alex seolah-olah tak ada beban.

Percintaan gaya Alex itu ternyata berlangsung cukup lama. Sampai Tuti tamat SMP, hubungan gelap itu terus berlangsung. Walaupun Tuti tak perawan lagi, dan sering melakukan hubungan seksual dengan Alex, anehnya dia tidak pernah telat datang bulan.

“Kita main yang aman dong. Pakai kondom, dong. Kalau lupa bawa kondong, kita gunakan cara biasa, apabila mau “keluar” tinggal cabut saja. Saya khawatir juga bila Tuti hamil, rahasia pasti terbongkar. Cerai pasti mengancam. Saya tidak mau itu terjadi,” jelas Alex. Nantikan kisah seru Alex berikutnya, esok! (bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar